BMKG Pastikan Gempa di Malang Bukan Gempa Megathrust

BMKG Pastikan Gempa di Malang Bukan Gempa Megathrust
Tangkapan layar titik gempa yang terjadi di Barat Daya, Kabupaten Malang, Jawa TImur pada Jumat (22/20/2021). Foto: Antara

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi magnitudo 5,3 yang mengguncang arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Jumat (22/10) pukul 09.21 WIB bukan merupakan gempa megathrust karena pusatnya berada di zona Benioff.

“Gempa ini bukan gempa megathrust karena pusatnya tidak berada pada bidang kontak antarlempeng, tetapi berada bawah zona megathrust yaitu pada bagian lempeng yang sudah mulai menukik yang dikenal sebagai zona Benioff,” kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Jumat (22/10).

Baca juga: Pagi Ini Gempa Magnitudo Guncang Malang

Berdasarkan analisis BMKG gempa tersebut memiliki parameter pemutakhiran dengan magnitudo 5,1. Episenter terletak pada koordinat 8,81 derajat Lintang Selatan – 112,49 derajat Bujur Timur tepatnya di laut pada jarak 75 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan kedalaman 98 km.

Gempa selatan Jawa Timur tersebut merupakan jenis gempa berkedalaman menengah akibat adanya deformasi atau patahan pada bagian slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur.

Lebih lanjut Daryono menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) akibat masih adanya gaya tekan pada lempeng tektonik.

Baca juga: Gempa di Malang, Sejumlah Bangunan di Blitar Rusak

Guncangan gempa dirasakan cukup kuat di daerah Blitar hingga mencapai skala intensitas III-IV MMI sehingga menyebabkan kerusakan bangunan berupa rumah warga di Kecamatan Wlingi, bangunan mushola di Kecamatan Binangun dan bangunan Kantor Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo.

Sedangkan di Ponorogo, Malang, Pasuruan, Nganjuk, Mojokerto, Pacitan, Lumajang, Jember, dan Trenggalek guncangan dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI. Akibatnya sebagian besar warga lari berhamburan keluar rumah kerena terkejut guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa selatan Jawa Timur tersebut tidak berpotensi tsunami, karena magnitudonya yang relatif kecil di kedalaman menengah, sehingga tidak mengganggu kolom air laut, ujar Daryono.

Hingga pukul 13.00 WIB hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *