Chile Umumkan Penjatahan Air di Ibu Kota Santiago

Ilustrasi - Tampungan air di Embung Kiubiblian di Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menyusut saat musim kemarau. (Foto: Antara)

Pemerintah Chile memperkirakan bahwa ketersediaan air negara itu telah turun 10 persen menjadi 37 persen selama 30 tahun terakhir dan dapat turun lagi 50 persen di Chile utara dan tengah pada 2060.

Defisit air di sungai, yang diukur dalam liter per detik, akan menentukan apakah pemotongan jatah air akan dilakukan setiap 12 atau 6 atau 4 hari. Dalam setiap kasus, daerah-daerah yang berbeda akan menghadapi pemotongan jatah air setiap hari.

“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah kota Santiago memiliki rencana penjatahan air karena parahnya perubahan iklim,” kata Orrego.

“Penting bagi warga untuk memahami bahwa perubahan iklim akan tetap ada. Bukan hanya global, tetapi juga lokal,” lanjutnya.

Area-area tertentu di pusat kota akan dikecualikan dari penjatahan air itu karena tingginya konsentrasi penduduk di ibu kota.

Area yang dialiri air sumur atau sumber lain selain kedua sungai juga akan dikecualikan. (*)

Sumber: Reuters