Cuaca Ekstrem Sebabkan Gelombang Tinggi dan Banjir di Natuna

Sebanyak Empat Kelurahan di Natuna Terendam Banjir Setinggi1,5 Meter
Kondisi terkini banjir di Natuna, Kepulauan Riau (Foto: Muhamad Nurman)

Natuna – Cuaca ekstrem melanda Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, pada awal Desember 2022, sehingga menyebabkan banjir dan gelombang laut tinggi.

Kondisi cuaca ini patut diwaspadai mulai hujan deras disertai angin kencang dan petir hingga tingginya gelombang laut di perairan Natuna. Bahkan ketinggian gelombang laut mencapai sembilan meter.
Situasi cuaca ekstrem ini bisa saja membahayakan jiwa manusia, terutama aktivitas pelayaran dan nelayan.

Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ranai, Kabupaten Natuna mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi laut. Peringatan gelombang tinggi itu berlaku dari 6 Desember 2021 pukul 19.00 WIB hingga 8 Desember 2021 pukul 19.00 WIB.

Prakirawan Stasiun BMKG Ranai, Mahendra D.B. Andika mengatakan, Laut Natuna Utara berpeluang mengalami gelombang tinggi hingga sembilan meter. Menurut Mahendra, keadaan tersebut masuk kategori gelombang sangat tinggi atau gelombang laut ekstrem.

Ia menambahkan, gelombang dengan ketinggian 4-6 juga akan melanda 5 wilayah yakni perairan Barat Natuna, perairan Utara Natuna, perairan Selatan Natuna (Pulau Midai) dan perairan Subi Serasan.

“Kategori Sangat Tinggi sekitar 6.0 meter – 9.0 meter (kategori Ekstrem) di wilayah Laut Natuna Utara,” ujar Mahendra saat dihubungi lewat Whatsapp resmi BMKG Ranai, Minggu (05/12).

Mahendra menjelaskan, salah satu penyebab gelombang tinggi yang terjadi disejumlah wilayah Natuna tersebut dikarenakan oleh kecepatan angin yang tinggi di perairan laut Natuna Utara dengan kecapatan 10-40 Knot.

Selain itu, lanjut Mahendra, di sejumlah wilayah Natuna juga masih berpotensi hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang selama beberapa hari.

Ia menyebut hal itu terjadi akibat belokan angin, sehingga terjadi perlambatan udara yang mendukung pertumbuhan awan-awan hujan yang menyebabkan kondisi berawan tebal hingga hujan petir. “Hujan berpeluang terjadi secara merata di seluruh wilayah Natuna,” jelasnya.

Ia mengatakan, hujan deras yang disertai petir dan angin kencang berdampak terhadap lingkungan yang bisa mengakibatkan bencana seperti pohon tumbang, jalan licin, banjir dan tanah longsor.

Oleh karna itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Natuna untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrim yang terjadi.

“Terutama bagi masayarakat yang berada di lokasi perbukitan, pesisir pantai, dan beraktivitas di Laut,” imbaunya.

Syahbandar Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, mengeluarkan larangan berlayar secara lisan kepada seluruh kapal yang beroperasi di wilayah perairan Natuna utara.

Syahbandar Larang Pelayaran

Kepala Syahbandar Ranai Liber Hutahayan menyebutkan, larangan berlayar transportasi itu dikeluarkan mengantisipasi cuaca ekstrem. Kebijakan ini diambil menyusul adanya peringatan dini gelombang tinggi di kawasan perairan Natuna dari Stasiun Metereologi BMKG Ranai.

“Mulai hari ini sampai dua hari ke depan, kami hanya mengeluarkan larangan secara lisan, secara tertulis belum,” kata Liber Hutahayan, di Natuna, Kamis (02/12).

Baca Juga: Sebanyak Empat Kelurahan di Natuna Terendam Banjir Setinggi 1,5 Meter

Ia menegaskan, larangan ini berlaku untuk semua jenis kapal yang beroperasi di perairan Natuna Utara, kecuali KM Bukit Raya.

“Kami sudah koordinasi dengan menajemen Pelni. Mudah-mudahan mereka berkenan,” sebut Liber.

Ia mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan larangan berlayar secara tertulis.

“Tanggal empat nanti kemungkinan akan ada larangan tertulis. Kami masih nunggu surat dari pusat, baik BMKG maupun Kementerian Perhubungan. Nanti kalau sudah ada dikabari,” ujarnya.

Empat Kelurahan Terendam Banjir

Sebanyak empat kelurahan di Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, terendam banjir mencapai ketinggian 1,5 meter, Jumat (03/12). Namun, pada siang ini air mulai surut dengan ketinggian air satu meter.

Akibat musibah banjir ini Dinas Pemadan Kebakaran (Disdamkar) Natuna mendirikan tenda darurat di Kelurahan Ranai Darat.

Kepala Seksi Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Bidang Penanggulangan Bencana (BPB, Disdamkar Kabupaten Natuna, Elkadar Lismana mengatakan, enam titik banjir itu berada di empat kelurahan, yakni Kelurahan Bandarsyah, Kelurahan Ranai Darat, Kelurahan Batu Hitam dan Kelurahan Ranai Kota.

“Titik air tertinggi berada di Kelurahan Ranai Darat dan Kelurahan Batu Hitam, dengan ketinggian air rata-rata mencapai 1 meter. Sedangkan rumah paling banyak terdampak di Air Lakon Kelurahan Ranai Kota dan Air Lebai Kelurahan Batu Hitam,” katanya di Natuna, Jumat.

Ia menyampaikan, pihaknya akan mendirikan tenda darurat di Kelurahan Ranai Kota untuk memberikan bantuan tanggap darurat untuk para korban banjir. “Kita lagi mendirikan tenda pengungsian di Air Lakon,” ucapnya.

Ia menghimbau agar warga selalu waspada, pasalnya ditakutkan adanya banjir susulan mengingat hujan akan terus mengguyur Natuna hingga besok.

“Mohon kerjasamanya jika ada parit tersumbat mohon untuk dibersihkan,” pintanya.

Sementara itu, Ketua RT 004, Air Lakon Arfandi mengatakan, sebanyak 26 rumah terendam banjir sejak Kamis 2 Desember 2021, tepatnya pada pukul 15.00 Wib.

“Saat ini warga masih berada di rumahnya masing-masing,” ujar Arpandi di lokasi kejadian, di Jalan Air Lakon, Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur.

Ia menjelaskan, banjir terjadi akibat drainase yang terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung air kiriman dari Jalan Sual. “Air perlahan mulai surut,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *