DPR Ingin Bentuk Asosiasi Parlemen Bahasa Melayu, Fadli Zon Minta Masukan dari Masyarakat Kepri

DPR Ingin Bentuk Asosiasi Parlemen Bahasa Melayu, Fadli Zon Minta Masukan dari Masyarakat Kepri
Fadli Zon, Ketua BKSAP DPR RI, saat ditemui di Gedung Daerah Kepulauan Riau, Jumat (11/02).

Tanjungpinang – Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon meminta masukan kepada tokoh masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) untuk membentuk Asosiasi Parlemen Berbahasa Melayu.

Menurutnya, pemilihan wilayah Kepri dikarenakan Kepri memiliki tokoh, budayawan, ulama, penyair yang sudah diakui sebagai pahlawan nasional.

“Beliau yaitu Raja Ali Haji di Pulau Penyengat, yang telah melahirkan karya-karya berbahasa Melayu, yang boleh dibilang menjadi acuan dan kemudian menjadi Bahasa Indonesia,” ucap Fadli Zon saat ditemui di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang, Jumat (11/02).

Baca juga: Nusantara Dinilai Kurang Cocok, Ini Nama Ibu Kota Negara Baru Usulan Fadli Zon

Dengan adanya masukan masukan dari para tokoh di Kepri, lanjutnya, ia ingin bahasa Melayu Indonesia dapat diakui dalam Organisasi Parlemen di dunia atau di Asean Interpalementry Asembly (AIPA).

“Kita berharap bahasa Indonesia Bahasa Melayu dapat diakui sebagai bahasa resmi di AIPA. Ini target dari BKSAP DPR RI kedepan. Kami berharap masukan masukan ini menjadi acuan untuk bersinergi kedepan,” ujarnya.

Baca juga: Fadli Zon: Indonesia Harus Keras Pertahankan ZEE Natuna Utara

Fadli mengatakan, pemilihan bahasa Melayu Indonesia dikarenakan, penutur bahasa melayu merupakan salah satu penutur bahasa terbanyak dibandingkan bahasa Perancis.

“Kalau ditotal, bahasa Melayu Indonesia ini lebih banyak dari penutur Bahasa Perancis. Sementara bahasa Perancis sudah masuk dalam bahasa International. Kita ingin bahasa Indonesia Melayu juga masuk kedalam bahasa resmi International,” kata Fadli.

Fadli menyampaikan, usulan untuk berpantun saat membuka dan menutup pidato dalam sambutan di Parlemen, dapat dijadikan tradisi.

“Itu gagasan yang bagus. Karena pantun merupakan tradisi kita dan diterima di seluruh Indonesia,” pungkasnya.