Harga Lapak Pasar Mini Bestari Berpotensi Lebih Mahal dari Pasar KUD Tanjungpinang

Harga Lapak Pasar Mini Bestari Berpotensi Lebih Mahal dari Pasar KUD Tanjungpinang
Suasana pasar Mini Bestari Tanjungpinang. (Foto: Muhammad Chairuddin)

Pedagang Mengeluh

Pedagang ikan yang direlokasi dari Pasar KUD Tanjungpinang ke Pasar Mini Bestari mulai mengeluh. Salah satunya terkait air di pasar tersebut.

Zaroi, salah seorang pedagang mengatakan, air kotor sudah ada sebelum mereka menempati lapak di Pasar Mini Bestari.

“Kotornya mungkin dari sebulan lebih, soalnya tak dipakai,” katanya saat ditemui di Pasar Mini Bestari, Rabu (09/03).

Ia menyampaikan, selama empat hari menempati lapak di Pasar Mini Bestari, para pedagang menggunakan air yang kotor untuk membersihkan ikan dan alat alat mereka.

Selain air yang kotor dan berwarna hitam, air yang digunakan para pedagang ikan juga memiliki aroma yang tak sedap.

“Iya lah pake air ini, terus bau juga. Tadi pembeli juga nanya, kok bau ini ikannya, ya disiram air macam ini (kotor) macam mana tak bau. Tengok warnanya aja udah hitam gitu,” ujarnya.

Meski adanya masalah, para pedagang bingung dan tak tahu harus menyampaikan keluhan mereka terhadap air yang kotor dan bau tersebut.

“Pihak pemerintah tak ada, kami pun tak tahu pemerintahnya yang mana. Dari BUMD pun kami tak tahu,” jelasnya.

Ia berharap, pemerintah segera mengganti air yang berada di penampungan, agar pembeli dan penjual ikan agar nyaman saat dipasar.

“Kalau bisa secepatnya air ini harus diganti, agar kita nyaman buat ngejual ikan dan tak ada keluhan juga ke penjual,” ujarnya.

Dari hasil pantauan tempat penampungan air bagi pedagang, terpantau kondisi air yang kotor, dan terdapat sampah botol plasik di dalam penampungan air.

Bukan hanya itu, tempat penampungan tersebut juga berlumut dan warna air terlihat gelap. (*)