Kasus Bunuh Diri dan Perceraian di Karimun Meningkat, Ini Pesan Sekda Firmansyah

Sekda Kabupaten Karimun, Muhammad Firmansyah saat melaksanakan Safari Ramadan, Jumat (22/03/2024). (Foto:Dok/Istimewa)

KARIMUN – Peristiwa bunuh diri dan angka perceraian di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) akhir-akhir ini meningkat. Persoalan turut menjadi sorotan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karimun, Muhammad Firmansyah.

Keresahan itu kerap disampaikan Firmansyah saat melaksanakan kegiatan Safari Ramadan ataupun kegiatan lain yang langsung bertemu dengan masyarakat.

Sekda Firmansyah mengatakan, pencegahan terhadap kedua kasus tersebut harus menjadi perhatian semua orang, terutama di dalam lingkungan keluarga. Dimana setiap anggota keluarga hendaknya saling memperhatikan satu sama lain.

“Kita tidak bisa tinggal diam, tidak bisa dibiarkan, dan harus kita atasi secara bersama-sama. Sebab, kasus bunuh diri ini tidak menjadi masalah individu. Tapi akan menjadi masalah kita bersama ke depannya, jika kita tidak peduli dengan keluarga maupun lingkungan sekitar,” kata Firman, Sabtu 23 Maret 2024.

Menurut dia, setiap individu atau manusia tidak akan terlepas dari masalah. Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana caranya untuk mengatasinya, dengan berpikir jernih dan tidak melakukan aksi yang sangat merugikan.

“Juga memberikan kontribusi, memberikan solusi terhadap masalah-masalah saudara kita, jangan digunjingkan, jangan dibiarkan buntu dalam menyelesaikan masalah,” tambah Firman.

Selain kasus bunuh diri, kasus perceraian juga meningkat. Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 632 kasus perceraian Kabupaten Karimun.

“Ini juga suatu masalah sosial yang harus kita hadapi, nyata dan fakta berdasarkan data. Jadi kata Allah SWT, hal yang halal, tapi dibenci oleh Allah SWT, adalah perceraian,” ucap Firman.

Kepada masyarakat Firman kembali mengingatkan, untuk menjaga lingkungan yang terkecil terlebih dahulu, yaitu keluarga.

Terhadap para orang tua, Ia mengimbau agar memberikan pengetahuan pendidikan agama yang kuat kepada anak-anak.

“Beri pengetahuan pendidikan agama yang kuat bagi keluarga kita, dan amalkan, itu yang paling penting. Tapi kalau kita biarkan, yakinlah, ini akan menjadi masalah sosial yang sangat gawat,” sebutnya.