Ketika Batam Menjadi Pesaing Malaysia dan Singapura

Ketika Batam Menjadi Pesaing Malaysia dan Singapura
Ilustrasi - Pelabuhan di Batam. Foto: BP Batam

Tanjungpinang – Kota Batam dikenal dengan kota industri. Geliat industri di kota ini sudah dimulai sejak tahun 1980-an ketika mendiang BJ Habibie memimpin Otorita Batam (sekarang Badan Pengusahaan Batam). Sejumlah pembangunan infrastruktur pun digesa untuk mendukung kebutuhan industri dan investasi di kota itu.

Beberapa infrastruktur itu, antara lain bandara, jalan dan jembatan, pelabuhan, telekomunikasi, jaringan listrik, waduk, hingga rumah sakit. Pembangunan ini memperkuat ruh Batam sebagai bandar terbesar di bumi pertiwi.

Apalagi, baru-baru ini Pemerintah berencana membangun pelabuhan baru di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Pelabuhan baru itu disebut-sebut menjadi pelabuhan terbesar RI melebihi pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Baca juga: Luhut Tinjau Lokasi Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Bertaraf Internasional di Batam

Pelabuhan Tanjung Priok saat ini menjadi salah satu pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia yang berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor maupun barang antar pulau. Batam mungkin demikian.

Potensi Batam sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia bukan hanya mimpi belaka. Kota ini wilayah yang strategis karena berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Jarak Batam dengan Johor Bahru hanya 59 kilometer dan 22 kilometer dengan Singapura. Batam pun berada tepat di selat Singapura.

Sejarah Industri Batam

Di Batam, puncak dari perkembangan industri berada di kisaran tahun 1990 sampai 1995. Hal tersebut ditandai dengan adanya mobilitas penduduk yang luar biasa cepatnya. Dalam kurun waktu 20 tahun, terjadi ledakan penduduk mencapai hingga 3000 persen. Batam yang dulunya sepi menjadi dipenuhi para investor dan pekerja di bidang industri.

Seiring dengan perkembangannya, jumlah industri yang berada di Batam juga meningkat pesat. Sehingga ini juga berdampak langsung terhadap penambahan kawasan industri. Semakin meluasnya kawasan industri yang dibuat, maka juga berhubungan erat dengan makin banyaknya jenis industri yang ada di Batam.

Baca juga: Membangun Batam New Internasional Port dengan Sistem B to B

Pada masa awal, perkembangan yang terjadi hanya didominasi oleh industri yang bergerak dalam bidang minyak dan gas, telekomunikasi, konstruksi, elektronik dan plastik. Namun, beriringan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan, industri-industri di Batam juga banyak mengalami penyesuaian jenisnya.

Mengacu kepada klasifiksi industri yang berdasarkan kepada International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) revisi 4. Kemudian dalam perkembangannya, telah disesuaikan dengan konteks di Indonesia dengan menganut kepada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009.