Ketika Batam Menjadi Pesaing Malaysia dan Singapura

Ketika Batam Menjadi Pesaing Malaysia dan Singapura
Ilustrasi - Pelabuhan di Batam. Foto: BP Batam

Dia menyebut setidaknya ada 30 persen investor sudah berencana untuk hengkang dari Batam dan mengalihkan investasinya ke Malaysia dan Vietnam.
Selain menaikkan status Batam dari FTZ menjadi KEK, opsi lain adalah mengkombinasikan bentuk antara Kawasan Perdagangan Bebas dan Kawasan Ekonomi Khusus. Kombinasi menjadi salah satu opsi karena kawasan Batam sangat luas.

“Di Batam ada 12 kawasan,” kata Nuryanto, dikutip dari Kontan, Senin, 22 Februari 2016.

Dualisme itu pun berakhir setelah Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 62 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

Dengan adanya PP itu, maka Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) akan dipimpin oleh wali kota atau rangkap jabatan sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala BP Batam. Sebelumnya BP Batam dipimpin oleh pejabat khusus.

Pada PP diatur Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dijabat ex-officio oleh Wali Kota Batam, yang harus memenuhi syarat. Sedangkan masa jabatan Kepala BP Batam mengikuti ketentuan Undang-Undang tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.

Kepala BP Batam berkedudukan sebagai pengguna anggaran/pengguna barang pada BP Batam.

Selain BP Batam, juga ada Dewan Kawasan BP Batam yang berwenang menetapkan kebijakan umum, membina, mengawasi, mengevaluasi pencapaian perjanjian kinerja, dan mengoordinasikan kegiatan BP Batam sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan-undangan.

Rencana Pembangunan Pelabuhan Baru

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, Pelabuhan Tanjung Pinggir yang berada di Batam diproyeksikan lebih besar dari Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung Pinggir akan diintegrasikan dengan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara.

Dalam perencanaannya, lahan yang ada di Tanjung Pinggir seluas 94 hektare dan selanjutnya akan diperluas hingga 330 hektare dengan kedalaman airnya sekitar 40 meter.

“Nantinya Pelabuhan di Tanjung Pinggir ini akan dibuat menjadi green and smart port,” kata Luhut saat mengunjungi Batam pada Selasa (25/1) lalu.