Mantan Pilot Tempur Marinir AS Ditangkap karena Bekerja di China

Pesawat tempur serang AV-8B Harrier II buatan McDonnel-Douglas milik Marinir AS. (Foto:)

AUSTRALIA – Seorang mantan pilot pesawat tempur serang Korps Marinir Amerika Serikat atau USMC, Daniel Edmund Duggan (54) ditangkap karena bekerja di China, Jumat (21/10).

Duggan merupakan mantan pilot pesawat serang AV-8B Harrier II itu, ditangkap oleh Polisi Federal Australia tepatnya di Orange, New South Wales, Australia.

Penangkapan Duggan, menyusul kekhawatiran Amerika Serikat (AS) terkait pemberitaan intelijen kerajaan Inggris yang mencari 30 orang mantan pilot tempurnya karena melatih pilot-pilot China.

Duggan muncul di pengadilan negara itu pada hari yang sama. Menurut catatan pengadilan, dua sumber polisi,dan pengacaranya yang dilaporkan Reuters. Permintaan jaminan dilaporkan ditolak, dan akhirnya Duggan dipenjara di dekat Bathurst.

“Seseorang ditangkap pada 21 Oktober 2022 berdasarkan permintaan dari Amerika Serikat untuk penangkapan sementara mereka,” kata juru bicara Departemen Kejaksaan Agung federal kepada Reuters. “Karena masalah ini ada di pengadilan, tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut,” tulis thedrive.

Menurut salah satu sumber polisi yang disebutkan di atas, pihak Polisi Federal Australia bertindak atas permintaan AS yang kemungkinan akan diikuti oleh proses ekstradisi formal.

Duggan akan muncul di pengadilan lagi di Sydney pada bulan November, di mana aplikasi jaminan lebih lanjut akan dipertimbangkan. Pada tahap ini, Duggan akan menghadapi tuduhan atas penangkapan oleh pemerintah AS.

Baca juga: Intelijen Inggris Cari Mantan Pilot Tempur RAF yang Latih Pilot China

Namun, sumber penerbangan yang tidak disebutkan namanya mengatakan, bahwa FBI tertarik pada Duggan secara khusus karena pekerjaannya di China.

Duggan pindah ke Tiongkok sekitar tahun 2014. Menurut profil LinkedIn-nya, ia mulai bekerja di Qingdao pada tahun 2017 sebagai direktur pelaksana AVIBIZ Limited.

AVIBIZ Limited merupakan salah satu perusahaan konsultan penerbangan komprehensif, dengan fokus pada Industri Penerbangan Tiongkok yang berkembang pesat dan dinamis. Perusahaan itu terdaftar di Hong Kong, tetapi secara resmi berhenti beroperasi pada tahun 2020.

Sebelum pindah ke Tiongkok, Duggan aktif di Australia. Dia menjalankan Top Gun Tasmania yang berbasis di Bandara Internasional Hobart. Di bawah bendera perusahaan penerbangan petualangan utama Australia.

Maskapai tersebut mempekerjakan mantan pilot militer dari Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris dan menawarkan penerbangan kesenangan kepada pelanggan yang membayar.

Baca juga: Militer Rusia-Iran Makin Mesra, Israel Cemas

Pesawatnya diawakinya termasuk jet trainer Jet Provost T5A dan L-39 Albatros dan pelatih prop Nanchang CJ-6A dan juga berpartisipasi dalam pertunjukan udara Australia.

Duggan berkarir di USMC mulai tahun 1998 hingga 2002, dan selama dinasnya ia menerbangkan jet serang berkemampuan Vertical Take-Off and Landing (VTOL) seperti jet tempur terbaru AS siluman F-35.

Bahkan Duggan pernah menjabat sebagai instruktur taktis senior, dan naik ke pangkat Mayor. Dia menghabiskan waktu sebagai pilot pertukaran Harrier, dengan Angkatan Laut Spanyol dan akhirnya mengumpulkan beberapa ratus pendaratan kapal induk di tujuh kapal induk yang berbeda.

Selain Duggan, beberapa pilot Inggris terlibat atas nama PLA melalui perantara, Akademi Terbang Uji Afrika Selatan, atau TFASA, pusat pelatihan yang dikelola swasta di Western Cape Afrika Selatan.

China mengeluarkan dana besar untuk merekrut mantan pilot tempur barat, yang diduga untuk mengajari bagaimana melumpuhkan kekuatan udara AS dan sekutunya menyusul ketegangan Beijing-Taiwan.

Sementara, AS dan Eropa kini khawatir mantan-mantan pilot tempur mereka membocorkan rahasia kemampuan jet tempur mereka dengan menjadi instruktur bagi pilot-pilot China.

Baca juga: Jet Tempur Sukhoi Su-30SM Rusia Hantam Rumah, Pilot Tewas