Mullah Hasan Akhund Pemimpin Baru Afghanistan

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid. Foto : Antara

Kabul – Kelompok Taliban menunjuk Mullah Hasan Akhund Pemimpin Baru Afghanistan. Hasan Akhund merupakan seorang teman dekat mendiang pendiri Mullah Omar, Selasa (07/09). Sebagai wakilnya, Taliban mengangkat Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala kantor politik kelompok itu.

Sarajuddin Haqqani, putra pendiri jaringan Haqqani yang disebut AS sebagai organisasi teroris, menjadi menteri dalam negeri.
Pengumuman itu disampaikan juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam konferensi pers di Kabul.

Mullah Mohammad Yaqoob, putra Mullah Omar, ditunjuk sebagai menteri pertahanan. Semua yang ditunjuk berkapasitas sebagai pelaksana tugas atau bersifat sementara, kata Mujahid.

Baca juga : Taliban tak Ingin Kerja Sama dengan Israel

Tidak dijelaskan apa peran pemimpin Taliban Mullah Haibatullah Akhundzada dalam pemerintahan baru itu. Akhundzada belum terlihat oleh publik sejak pemerintah dukungan AS runtuh dan Kabul dikuasai Taliban bulan lalu.

Penunjukan tokoh-tokoh penting dari berbagai elemen di kelompok garis keras itu tidak memberikan indikasi adanya konsesi apapun terhadap protes yang pecah di Kabul di hari sebelumnya, yang dibubarkan oleh Taliban dengan tembakan senjata ke udara.

Taliban telah berulang kali meyakinkan masyarakat Afghanistan dan dunia internasional bahwa mereka tidak akan menerapkan cara-cara kekerasan seperti yang mereka lakukan saat berkuasa dua dekade lalu.

Sebelumnya, juru bicara Taliban, Shuhail Shaheen, menyebut pemerintahan interim Afghanistan siap menjalin kerja sama dan membangun dialog dengan negara-negara lain di dunia.

“Kami tidak ingin memiliki hubungan dengan Israel. Kami ingin memiliki hubungan dengan negara lain. Israel tidak termasuk di antara negara-negara ini,” ujar juru bicara Taliban, Shuhail Shaheen, seperti dikutip Sputnik News, Rabu (8/9).

Shaheen tak menjabarkan lebih lanjut alasan detail Afghanistan tak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Ia kemudian membahas bahwa Afghanistan ingin menjalin hubungan dengan semua negara tetangga dan kawasan, termasuk Amerika Serikat.

“Ya, tentu saja. Dalam babak baru, jika Amerika ingin memiliki hubungan dengan kami, yang bisa menjadi kepentingan kedua negara dan kedua bangsa,” katanya.

Sumber: Reuters
Pewarta : Antara
Editor : MD Yasir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *