Natuna Siap Memasok Sapi untuk Wilayah Kepri, Populasinya Capai 10 Ribu Ekor Lebih

Sapi
Sapi saat akan diangkut ke kapal kargo KM Kawarane oleh buruh angkut di Pelabuhan Tanjung Payung Penagi, Kecamatan Bunguran Timur, Selasa (07/06). (Foto:Muhamad Nurman/Ulasan.co)

NATUNA – Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) saat ini memiliki populasi sapi sebanyak 10.198 ekor dan siap memasok untuk kebutuhan kurban di wilayah Kepri.

Sejak lama Natuna sudah jadi pemasok sapi untuk kebutuhan kurban di Hari Raya Idul Adha untuk kabupaten/kota di wilayah Kepri.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Hewan (UPT-Puskeswan) Pertanian dan Ketahanan Pangan Natuna, Mizwan, di Kantor Pertanian dan Ketahanan Pangan Natuna, di Jalan Batu Sisir, Bukit Arai, Kecamatan Bunguran Timur.

Ia menyebutkan, Natuna menjadi pemasok sapi untuk wilayah Kepri sejak beberapa tahun belakangan ini.

Namun sejak tiga tahun terakhir, pengiriman sapi keluar Natuna sedikit mengalami penurunan.

Tahun ini, lanjut Mizwan, sapi dari Natuna total sebanyak 127 ekor dikirim melalui jalur laut untuk kebutuhan wilayah Kota Tanjungpinang dan Batam dan mulai dikirim, Selasa (07/06) sore.

“Pada tahun 2020, total sekitar sebanyak 231 ekor dan tahun 2021 sebanyak 187 ekor untuk kebutuhan Tanjungpinang dan Batam ” jelas Mizwan, Selasa (07/06).

Mizwan juga menjelaskan, dari data jumlah populasi sapi sebanyak 10.198 ekor tersebut, untuk kebutuhan konsumsi di Natuna pertahunnya hanya 1.000 ekor.

“Dari 1.000 ekor sapi itu, 700 ekor diantaranya untuk kebutuhan kurban sekali setahun. Sedangkan sisanya 300 ekor merupakan jumlah konsumsi per hari masyarakat Natuna selama setahun. Dimana jumlah per harinya pemotongan sapi 1 hingga 2 ekor,” terang Mizwan.

Baca juga: Batam Kekurangan 1.000 Ekor Hewan Kurban

Mizwan menyebutkan, tahun 2022 ini kebutuhan sapi kurban diprediksikan naik sekitar 4.6 persen dari tahun sebelumnya.

Karena pada tahun 2021 lalu, kebutuhan sapi kurban di Natuna sebanyak 805 ekor dengan rincian 751 sapi dan 54 ekor kambing.

Mizwan juga memastikan, untuk kebutuhan sapi kurban pada tahun ini mencukupi.

Mengingat jumlah sapi yang sudah siap dipotong, atau sudah dewasa melebihi kebutuhan yang ada yaitu 2.855 ekor sapi betina dan 1.224 sapi jantan.

Sapi Langka di Natuna

Terkait kelangkaan sapi yang diberitakan beberapa lalu, Mizwan menyebut, hal itu terjadi karena harga beli pedagang pasar ke peternak sangat murah.

“Mereka (pedagang) membeli dengan menekan harga. Mungkin peternak enggan menjualnya,” ungkap Mizwan.

Ia menjelaskan, hari raya kurban merupakan momen yang paling ditunggu peternak setiap tahunnya.

Pasalnya harga sapi pasti mahal, dan pembeli dari luar Natuna akan datang untuk membeli dengan harga tinggi.

Baca juga: Stok Sapi Kurban di Natuna Kini Mulai Langka

“Mereka pasti lebih memilih menjual keluar, ibaratnya masa panen,” tambahnya lagi.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu peternak sapi Yono, ia mengungkapkan, untuk hari raya kurban satu ekor sapi bisa meraup untung lebih besar dari hari biasa.

“Per ekornya kalau kita jual ke pembeli dari Tanjungpinang, keuntungan hingga Rp2 juta bahkan lebih,” kata Yono.

Yono juga mengaku pada tahun ini hanya menjual satu ekor saja, pasalnya sebagian ternaknya sudah dipesan jauh-jauh hari oleh pembeli lokal dengan harga yang tinggi dari pedagang biasa.

“kemarin malam satu ekor sapi saya antar ke kapal di Pelabuhan Penagi,” pungkasnya.

Sapi dari Natuna Aman dari PMK

Sementara itu, dokter hewan dari Puskeswan, Rina Dwita memastikan, sebanyak 127 ekor sapi yang akan dikirimkan ke Tanjungpinang sore hari ini dalam keadaan sehat.

Lantaran, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sapi tersebut sejak 15 hari sebelumnya.

“Pemeriksaan kita lakukan secara berkala selama 15 hari sebelum dikirim,” jelas Rina Dwita.

Ia menjelaskan, pemeriksaan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu 15 hari sebelum dikirim, 7 hari sebelum dikirim dan satu hari sebelum dikirim.

Ia menambahkan, sapi di Natuna tidak pernah mengalami atau terinfeksi penyakit PMK.

“dihari ke tujuh baru kita keluarkan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH),” pungkasnya.

Baca juga: Krisis Daging Sapi, Pedagang di Tanjungpinang Batasi Penjualan Hingga Alami Kerugian