Pengurus Transportasi Laut Antar Jemput Pelajar di Bintan Kesulitan Dapat BBM, Terpaksa Sedot Minyak Bus

Transportasi Laut
Transportasi laut antar jemput anak sekolah dan guru di pulau-pulau Bintan, Kepri. (Foto: Andri Dwi Sasmito)

BINTAN – Pengurus transportasi laut antar jemput pelajar dan guru di Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) mengeluh tidak dapat kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) laut.

Kondisi ini dirasakan pengurus transportasi laut antar jemput anak sekolah dan guru di wilayah Kecamatan Bintan Pesisir dan Kecamatan Mantang berlangsung tiga tahun belakangan ini.

“Sudah tiga tahun ini, saya tidak bisa dapat beli BBM solar di Pertamina laut,” kata Rani pengurus transportasi laut Bintan Pesisir dan Mantang, di Bintan, Jumat (16/06).

Alasan diterima Rani dari pihak SPBU laut, dikarenakan BBM solar di Pertamina laut sudah jatah milik para nelayan.

Sementara, dirinya mengklaim memiliki dokumen lengkap saat ingin beli BBM solar di Pertamina laut. Seperti surat kapal, kartu pas kecil hingga dokumen pendukung lainnya untuk beli BBM solar.

Dengan kondisi seperti itu, pihaknya mengaku menyedot sisa jatah minyak solar dari dua unit bus setelah antar jemput anak sekolah di wilayah darat.

“Karena dua unit bus milik bos bus itu membeli BBM solar di SPBU berada di Km 24 Kijang,” ujarnya.

Saat itu, ia tidak bisa memastikan berapa banyak minyak yang didapat dari dalam tangki bus tersebut.

“Terkadang dapat dua jeriken. Setiap jeriken berisi 30-35 liter. Saya sedot tidak setiap hari. Kalau ada sisa minyak saja, baru saya ambil. Kita punya 24 kapal pompong. Kita butuh minyak 240 liter setiap hari,” terang dia.

Hal itu dilakukannya demi anak-anak di pulau-pulau untuk menuntut ilmu di sekolah dan guru bisa mengajar. Seperti antar jemput anak sekolah dan guru berada dari Pelabuhan Sei Enam menuju Pulau Mantang Baru, Pulau Mantang Besar, Pulau Mantang Lama, Pulau Sirai, Pulau Selat Limau, dan Pulau Dendun. Kemudian Pelabuhan Pantai Indah Barek Motor menuju ke Pulau Kelong, Pulau Air Gelubi dan Pulau Tenggel.

Lanjut, kata dia, selama ini ada kerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bintan terkait antar jemput sekolah berada di pulau-pulau. Hanya saja, dirinya tidak tahu besaran anggaran kerja samanya.

“Saya tidak tahu berapa besaran anggaran itu. Kerja samanya hanya berbentuk anggaran, tidak kuota BBM solar,” tegas dia.

Baca juga: Oknum TNI AL Jadi Tersangka Kasus PMI Ilegal di Bintan

Rani berharap pihaknya dapat kuota BBM solar di Pertamina laut. Supaya kebutuhan BBM solar untuk transportasi laut antar jemput anak sekolah dan guru terpenuhi.

“Lillahi ta’ala, sepersen pun saya tidak begaji. Ini saya lakukan dengan ikhlas, dan demi anak-anak kita yang di pulau-pulau bisa dapat ilmu di sekolah,” sebut dia. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News