Potret Perusahaan Air Minum Berusia Setengah Abad

Potret Perusahaan Air Minum Berusia Setengah Abad
Kondisi waduk Sei Pulai.

Warga Mengeluh

Cerita para pekerja di pos penyaringan air itu serta kondisi yang terlihat pada waktu itu sejalan dengan keadaan kedua waduk tersebut.

Selain itu, kebocoran pipa saluran air bersih untuk warga seringkali terjadi di sejumlah ruas jalan. Beberapa ruas jalan di Tanjungpinang tampak tak molek. Tambalan semen cor terlihat jelas di titik bekas galian pipa saluran air itu.

Hampir setiap pekan, petugas PDAM terlihat menggali beberapa ruas jalan untuk memperbaiki pipa yang bocor. Akibatnya arus lalu lintas dan pengendara terganggu, serta kualitas aspal terpengaruh.

“Ya jalannya terganggu. Aspal jadi tak rata. Kalau ngebut bisa tergelincir,” ucap Izhar, salah seorang pengendara.

Tak hanya Izhar, sering macetnya aliran air PDAM bahkan membuat warga beralih menggunakan air sumur. “Sekarang lagi pakai sumur. Kadang ngalir juga (PDAM),” ujar Oppy Afio.

PDAM Serba Salah

Kondisi yang dialami PDAM Tirta Kepri saat ini, ternyata sudah berlarut sejak beberapa tahun yang lalu. PDAM Tirta Kepri pun tak menepis kabar, pipa miliknya kerap kali mengalami kebocoran.

Kepala Bagian Teknik Perumda Air Minum Tirta Kepri, Tri Wahyu mengatakan, menurutnya pipa-pipa itu sudah berusia puluhan tahun hingga wajar jika mengalami kebocoran.

Pihaknya sudah beberapa kali mengajukan permohonan peremajaan pipa kepada Pemprov Kepri. Tapi, permohonan tersebut tak kunjung dikabulkan.

“Usianya cukup tua. Itu yang sering bocor dari Km. 8 sampai Km.10. Kami sudah ajukan beberapa tahun yang lalu. Belum ada respon. Mungkin karena COVID-19,” tuturnya.

Selain itu, PDAM juga sempat berkoordinasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepri. “Mudah-mudahan tahun depan ada realisasi. Kemungkinan secara bertahap,” tambah Wahyu.

Wahyu menjelaskan, hingga saat ini masih ada sejumlah titik rawan kebocoran di KM 8 hingga KM 10 itu.

Posisi pipa yang berada tepat di bawah jalan raya menambah potensi kebocoran pipa tersebut. Sejak 2017 setidaknya ada 204 titik kebocoran pipa yang sudah ditangani PDAM Tirta Kepri.

Dengan kondisi itu, turut berdampak pada kurangnya pasokan air minum bersih ke Tanjungpinang.

PDAM Tirta Kepri hanya mampu memberikan 192 liter air per detik. Padahal, jumlah kebutuhan air bersih di Tanjungpinang mencapai 680 liter per detiknya.

“Kita ada penjadwalan. Jalannya bergantian,” lanjut Wahyu.

PDAM Tirta Kepri berharap, Pemprov Kepri dapat segera mengabulkan permohonannya serta menambah sumber mata air bersih untuk menjamin ketersediaan air di Tanjungpinang.