Bidik  

Pro Kontra Belajar Tatap Muka di Kepri

Maimunah Guru SD N 002 Ranai sendang melakukan proses belajar mengajar dikelas (Foto : Muhamad Nurman)

Rudi menegaskan, keputusan penyelenggaraan PTM untuk di Batam merupakan hak dirinya selaku Ketua Gugus Tugas Kota Batam.

“Tolong dibedakan antara kewenangan mendirikan sekolah, dengan pemberian izin pelaksanaan. Untuk sekolah tatap muka, satu saja jawabannya, kalau anak sekolah sudah semuanya tervaksin saya akan izinkan,” tegasnya.

Lanjut, kata Rudi, intinya vaksinasinya harus digesa. Ia berharap provinsi bisa memenuhi kebutuhan vaksin di Kota Batam.

“Intinya saya yang memberikan izin. Sekarang kita fokuskan vaksinasi anak. Kita berharap Provinsi dapat memenuhi itu,” pungkasnya.

Bintan Pertimbangkan Sistem Pembelajaran Tatap Muka

Kabupaten Bintan, salah satu daerah pesisir di Provinsi Kepri, mempertimbangkan untuk melaksanakan sistem PTM secara terbatas.

Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Bintan Tamsir mengatakan, pihaknya berencana menyelenggarakan sistem pembelajaran tatap muka untuk PAUD, SD dan SMP pada 25 Agustus 2021 berdasarkan SE Bupati Nomor: T/960/443/Satgas/VIII/2021, tertanggal 10 Agustus 2021.

Hanya saja, untuk melaksanakan kegiatan tersebut, kata dia, Disdik Bintan harus mendapatkan persetujuan dari kepala daerah dan satgas penanganan COVID-19.

Tamsir mengemukakan pembatasan sistem PTM, seperti jumlah siswa di dalam kelas hanya 50 persen, lama belajar untuk PAUD di sekolah maksimal 1,5 jam sehari, SD dua jam dan SMP tiga jam. Namun, selama proses pembelajaran berlangsung tidak ada waktu istirahat. Kebijakan itu dilakukan untuk mencegah kerumuman siswa.

“Jam istirahat ditiadakan untuk mencegah penularan COVID-19,” tuturnya.

Ilustrasi, siswa saat belajar tatap muka di salah satu sekolah di Tanjungpinang, Kepri (Foto: Muhammad Chairuddin)

Ia mencontohkan, satu kelas yang memiliki jumlah siswa 30 orang, hanya dibenarkan 15 orang yang mengikuti pembelajaran tatap muka di dalam kelas tersebut. Pihak sekolah harus mampu mengaturnya sehingga seluruh siswa dapat diakomodir untuk mengikuti sistem pembelajaran tatap muka.

Jika kasus aktif COVID-19 semakin menurun, maka kapasitas siswa di dalam ruang kelas dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan. Sebaliknya, siswa pembelajaran daring kembali dilakukan bila terjadi penularan COVID-19 di kelas atau sekolah.

“Seluruh sekolah sejak awal sudah menyiapkan perlengkapan agar siswa dan guru menerapkan protokol kesehatan saat pembelajaran tatap muka dimulai,” katanya.

Sistem pembelajaran secara daring telah dilaksanakan di Bintan sejak awal pandemi COVID-19, Maret 2020 sampai sekarang. Namun Disdik Bintan juga memberlakukan sistem bimbingan belajar di sekolah, terutama terhadap siswa yang tidak memiliki ponsel untuk belajar, dan yang butuh mendapatkan pengetahuan tambahan.

Saat ini, menurut dia, jumlah PAUD di Bintan sebanyak 133 sekolah, dengan jumlah guru mencapai 432 orang, sedangkan TK negeri dan TK swasta 44 sekolah dan jumlah guru 160 orang.

Sementara jumlah SDN di Bintan mencapai 87 sekolah, sedangkan SD swasta sembilan sekolah, dengan jumlah guru mencapai 1.198 orang. Jumlah SMPN di Bintan mencapai 28 sekolah, SMP swasta lima sekolah, dengan jumlah guru mencapai 538 orang.

Pewarta: Muhammad Chairuddin, Engesti Fedro, Muhamad Nurman, Antara
Redaktur: Albet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *