Program Pelayanan KB dengan Akseptor di Natuna Melebihi Target

Pelayanan KB Natuna
Pelayanan Kesehatan di Posyandu Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan. (Foto:Muhamad Nurman/Ulasan.co)

NATUNAProgram pelayanan Keluarga Berencana (KB) dengan alat kontrasepsi atau akseptor di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) melebihi target.

Masyarakat yang melasanakan program KB dengan akseptor di Natuna capai 118 persen atau 751 akseptor.

Padahal target yang diberikan Pemerintah Provinsi Kepri 632 akseptor saja.

Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi.

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Natuna, Sri Riawati.

“Target yang diberikan provinsi 632. Sementara capaian yang kita dapat 751 (118%),” ucap Riawati, saat melaporkan hasil rangkaian kegiatan hari keluarga Nasional yang ke-29, di Pantai Piwang Kecamatan Bunguran Timur. Ahad (26/06).

Ia menyebutkan, peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) merupakan momentum untuk mengingatkan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk pembangunan bangsa.

Riawati menambahkan, salah salah satu cara menjaga kekuatan dalam pembangunan bangsa adalah dengan melakukan KB guna mencegah stunting.

Pasalnya, stunting akan mengganggu perkembangan otak yang akan berpengaruh pada kemampuan kognitif generasi.

Baca juga: Sebanyak 28 Mahasiswa UGM KKN di Natuna

“Harganas ke-29 Tahun 2022 mengusung tema ‘Ayo Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting,” ungkapnya.

Selain melakukan KB dalam rangkaian memperingati Harganas tahun ini, pihaknya juga telah melaksanakan berbagai kegiatan lainnya.

Kegiatan yang digelar seperti penilaian kelompok kegiatan pusat informasi konseling remaja, dan kelompok bina ketahanan remaja serta penilaian kampung kekuarga berkualitas.

“Penilaian kampung keluarga berkualitas pada tanggal 14-15 Juni,” terangnya.

Sementara, Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda selaku ketua pelaksana Tim Pencegahan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Natuna mengatakan, data prevalensi stunting di Kabupaten Natuna dari tahun 2017-2020 terus mengalami perubahan.

Untuk tahun 2020-2021, Natuna telah berhasil menurunkan stunting hingga ke 11% dari target Nasional 14 %.

“Tahun 2017 (19.6%), tahun 2018 (20.06%), tahun 2019 (17,8%), tahun 2020 (11%), tahun 2021 (11.77%) tahun 2022 (17.77%),” ucapnya.

Rodhial menyebutkan, dalam pencegahan stunting perlu dititik beratkan pada penanganan penyebab masalah baik langsung maupun tidak langsung.

“Penyebab langsung mencangkup masalah kurangnya asupan gizi, dan penyakit infeksi. Sementara penyebab tidak langsung mencangkup ketahanan pangan, akses pangan bergizi lingkungan sosial, pemberian makanan bayi dan anak, kebersihan pendidikan serta tempat kerja lingkungan kesehatan,” jelas Rodhial.

Ia menambahkan, komponen paling terpenting dalam penanganan stunting adalah keluarga karena bersentuhan langsung.

Untuk itu, ia meminta keluarga untuk menjaga anak dengan maksimal dan selalu berkonsultasi dengan perawat atau kader di pos pelayanan terpadu (Posyandu)

“Kita semua mengharapkan melalui keluarga dapat mewujudkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia maju,” pungkasnya.

Baca juga: Komunitas Phonegraphy Natuna Promosikan Wisata dan Budaya Lewat Karya Foto