Rheinmetall Bangun Pabrik Tank di Ukraina, Produksi 400 Unit Setahun

Pabrik perusahaan pertahanan Jerman, Rheinmetall. (Foto:inventure)

JAKARTA – Produsen senjata ternama Jerman, Rheinmetall dikabarkan bakal membangun pabrik kendaraan tempur lapis baja berupa tank di Ukraina bagian barat.

Pabrik Rheinmetall di Ukraina tersebut, nantinya akan memproduksi tank sebanyak 400 unit dalam setahun. Demi mewujudkan rencana tersebut, Rheinmetall menggandeng manufaktur senjata Ukraina yakni Ukroboronprom.

CEO Rheinmetall, Armin Papperger. Armin menyebutkan, selain memproduksi tank Rheinmetall juga bakal melatih militer Ukraina untuk menggunakan dan memelihara kendaraan-kendaraan lapis baja tersebut.

“(Ukraina) harus mampu menolong diri mereka sendiri. Jika mereka hanya bisa menunggu (bantuan senjata) dari Eropa atau Amerika Serikat untuk selama 10 hingga 20 tahun ke depan itu tidak mungkin bisa,” kata Papperger dilansir dari cnn.

Rencana Rheinmetall untuk membangun pabrik di Ukraina sudah terdengar sejak Maret lalu. Saat itu, perusahaan menuturkan pembangunan pabrik akan menelan biaya US$200 juta.

Papperger pun menambahkan, kendaraan lapis baja pengangkut personel ‘Fuchs’ Rheinmetall akan menjadi kendaraan pertama yang diluncurkan dari jalur produksi pabrik.

Baca juga: Rusia Hancurkan Gudang Roket HIMARS dan Tembak Jatuh Jet Tempur Su-27 Ukraina
Tank tempur utama atau MBT Rheinmetall Panther KF51 bikinan Rheinmetall di pabrik Lower Saxony. (Foto:Julian Stratenschulte/Getty Images)

Dia melanjutkan, pekerja Ukraina akan dilatih untuk memproduksi dan memperbaiki kendaraan-kendaraan lapis baja yang di produksi Rheinmetall ini.

Selain tank, pabrik Rheinmetall ini juga akan memproduksi kendaraan tempur infanteri Marder, tank Leopard 2, dan sistem artileri Panzerhaubitze 2000.

Terkait rencana itu, sebelumnya Rusia berulang kali mengecam dan menolak Rheinmetall mendirikan pabriknya di Ukraina.

Eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin mengancam, Moskow akan menjadikan pabrik Rheinmetall target serangan di Ukraina jika rencana ini itu berjalan.

Papperger juga mengatakan, fokus utama pabriknya yakni memproduksi lebih banyak amunisi ketimbang kendaraan lapis baja. Perusahaan akan meningkatkan produksi amunisi dari 100 ribu, menjadi 600 ribu tahun depan demi membantu Ukraina.

Papperger bahkan mengklaim Rheinmetall mampu menyediakan 60 persen artileri yang dibutuhkan Ukraina.