Rudal Balistik Milik Korea Utara Meledak di Udara

Rudal
Warga menonton siaran TV yang melaporkan berita tentang Korea Utara yang menembakkan rudal balistik di lepas pantai timurnya, di Seoul, Korea Selatan, 5 Januari 2022. (ANTARA/Reuters/Kim Hong-Ji/as)

SEOUL/TOKYO – Proyektil peluru kendali (Rudal) yang diduga rudal balistik milik Korea Utara (Korut) dikabarkan meledak di udara ketika dilakukan uji coba, Rabu (16/3).

Kabar tersebut menurut kata kantor berita Korea Selatan Yonhap, yang mengutip dari sumber anonim.

Militer Korsel sebelumnya mengatakan, Korut telah menembakkan sebuah proyektil tak dikenal yang tampaknya gagal berfungsi setelah diluncurkan.

Proyektil yang diduga rudal itu ditembakkan dari lapangan terbang Sunan di luar ibu kota Korut, Pyongyang, kata Kepala Staf Gabungan Korsel dalam sebuah pernyataan.

Sementara, puing-puing berjatuhan di Pyongyang atau di daerah sekitarnya setelah peluncuran yang gagal itu, kata media Korsel NK News mengutip sejumlah saksi.

Sebuah foto memperlihatkan, adanya gumpalan asap berwarna merah di ujung jejak peluncuran roket yang zig-zag di langit kota kota itu.

Komando militer Indo-Pasifik Amerika Serikat mengutuk peluncuran pada Rabu (16/3) itu dan mendesak Pyongyang, untuk menahan diri dari tindakan yang memicu instabilitas.

Baca juga: India Tinjau Prosedur Teknis Pasca Rudalnya Meluncur ke Pakistan

Sumber di kementerian pertahanan Jepang juga menyebut proyektil itu kemungkinan adalah rudal balistik, NHK melaporkan.

“Laporan tentang kegagalan (peluncuran) dari Sunan mengkhawatirkan karena bisa merusak kawasan sipil yang penuh penduduk,” kata Ankit Panda, seorang senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berpusat di AS.

Pada 2017, sebuah rudal balistik jarak menengah Korut yang diluncurkan dari lokasi berbeda gagal, setelah ditembakkan dan jatuh menimpa sebuah kompleks industri atau pertanian di kota Tokchon.

Lapangan terbang Sunan telah menjadi lokasi beberapa peluncuran rudal Korut baru-baru ini, termasuk pada 27 Februari dan 5 Maret.

Korut mengatakan, kedua peluncuran itu untuk mengembangkan komponen satelit pengintai dan tidak mengidentifikasi roket yang digunakan, tapi Korsel dan AS menyebutnya sebagai uji coba rudal balistik antarbenua atau Intercontinental Ballistic Bissile (ICBM).

Sumber: Reuters