Bangganya Kim Jong-un Pamerkan Drone dan Rudal Nuklirnya kepada Menhan Rusia

Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia, Sergei Shoigu berkunjung ke Korea Utara (Korut) didampingi pemimpin Korut, Kim Jong-un pada acara pameran pertahanan, Kamis (27/07). (Foto:KCNA)

JAKARTA – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dengan bangga memamerkan sejumlah persenjataan terbaru dan canggih seperti drone hingga peluru kendali (Rudal) di hadapan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia, Sergei Shoigu.

Pameran persenjataan ini berlangsung saat Korut memperingati 70 tahun penandatanganan gencatan senjata Perang Korea, yang terjadi pada 27 Juli 1953 silam.

Kim mendampingi Shoigu ketika tur melihat deretan rudal balistik nuklir antarbenua yang sangat besar, dan drone militer yang sebelumnya tak terlihat dan dirahasiakan, Kamis (27/07).

Terkait perang Rusia-Ukraina, sebelumnya Washington menuduh Pyongyang memasok Moskow dengan senjata untuk medan perang melawan Ukraina.

Foto-foto di media pemerintah menunjukkan Kim, berjalan disebelah Shoigu pada pameran pertahanan yang memamerkan rudal nuklir Korea Utara, menurut situs spesialis NK News yang berbasis di Seoul adalah hal baru, kendaraan udara tak berawak (UAV) atau drone.

“Sebelumnya kedua negara Rusia-Korut telah membahas masalah yang menjadi perhatian bersama, di bidang pertahanan dan keamanan nasional dan di lingkungan keamanan regional dan internasional,” kata Kim seperti yang diwartakan Korean Central News Agency (KCNA).

Kim Jong-un teguh dengan teguh mendukung invasi Moskow ke Ukraina. Termasuk, kata Washington, memasok roket dan rudal. Ini adalah sebuah tuduhan yang dibantah oleh Pyongyang dengan marah.

“Selama kunjungan tersebut, Kim memberi tahu Shoigu tentang senjata dan peralatan yang ditemukan dan diproduksi di bawah rencana pertahanan nasional Korea Utara. Kami yakin banyak tentara dan rakyat Rusia, akan mencapai kesuksesan besar,” tambahnya.

Baca juga: AS Mulai Bosan Pasok Senjata hingga Tentara Ukraina Kehilangan Semangat Tempur
Deretan rudal balistik nuklir Korut yang dipamerkan pada saat kunjungan Menhan Rusia, Sergei Shoigu, Kamis (27/07). (Foto:KCNA)

Kunjungan Shoigu patut menjadi perhatian besar, mengingat menteri pertahanan Rusia belum pernah secara teratur mengunjungi Pyongyang sejak sebelum runtuhnya Uni Soviet, komentar para ahli kepada AFP.

“Rusia mungkin membutuhkan potensi industri militer Korea Utara di bidang senjata konvensional, sementara Korea Utara mungkin tertarik pada transfer teknologi rudal dari Rusia,” kata Vladimir Tikhonov, profesor studi Korea di Universitas Oslo kepada AFP.

Terlepas tentang kunjungan Shoigu, Korea Utara kemungkinan akan sangat berhati-hati dalam menyediakan senjata bagi Moskow untuk perangnya di Ukraina, kata Park Won-gon, profesor di Universitas Ewha, kepada AFP.

“Jika dikonfirmasi secara terbuka, negara-negara Eropa juga akan menjadi musuh,” kata Park.

Park juga menambahkan, bahwa Korea Utara lebih memilih untuk tidak menghadapi sanksi tambahan.

“Jadi akan berhati-hati, tapi ada kemungkinan Rusia akan mencari lebih banyak bantuan secara rahasia.”

Citra satelit menunjukkan Korea Utara telah mempersiapkan parade militer skala besar untuk peringatan hari Kamis.

Dimasukkannya tamu asing pada perayaan tahun ini adalah yang pertama pasca-pandemi dan mengisyaratkan fleksibilitas baru untuk menegakkan kontrol perbatasan.

Delegasi Rusia dan Tiongkok adalah pengunjung asing pertama yang diketahui Pyongyang sejak penutupan pandemi tahun 2020.