Rusia Diduga Pasok Rudal Fateh dan Zolfaghar, Ukraina: Rudal Iran Sulit Dicegat

Iran saat memamerkan rudal balistik Zolfaghar. (Foto:AP Photo)

JAKARTA – Program rudal balistik Iran turut menjadi ancaman bagi militer Ukraina, yang saat ini masih berperang melawan Rusia.

Di mana hubungan politik Rusia-Iran sedang akrab-akrabnya, dan Ukraina mengkhawatirkan Rusia mendapatkan sejumlah rudal balistik dari Iran.

Setelah sebelumnya, Teheran disebut-sebut telah membantu Moscow mengirim peralatan perang berupa drone bunuh diri (Kamikaze) yang terbukti keandalannya di medan perang Ukraina.

Jika Rusia mencoba mendapatkannya selama konflik, para pemimpin militer Ukraina mengakui, bahwa mereka saat ini tidak memiliki cara yang efektif untuk menghadapi rudal balistik Iran.

“Program rudal balistik Iran tetap menjadi ancaman signifikan yang bisa menjadi nyata. Rudal balistik dan drone bunuh diri masih dalam daftar barang yang diinginkan Rusia dari Iran, seperti varietas Fateh dan Zolfaghar,“ kata Yurii Ihnat, perwakilan dari Komando Angkatan Udara Ukraina.

“Kami sekarang tidak memiliki peralatan untuk menghentikan rudal balistik ini. Kita tahu, bahwa Rusia juga memiliki rudal balistik mirip Kinzhal,” kata Ihnat dikutip militarycognizance.

Menurutnya, ini pada dasarnya adalah sistem yang menggunakan tembakan udara dan serangan menggunakan lintasan balistik seperti halnya rudal Kh-22, S-300, dan S-400.

Pakar militer mengklaim, bahwa bahan peledak di rudal balistik jarak pendek Fateh-110 dan Zolfaghar Iran, yang beratnya bervariasi dari 500 kg hingga 600 kg, sepuluh kali lebih kuat daripada yang ada di drone bunuh diri Shaed.

Moskow diperkirakan saat ini tengah berusaha untuk mengisi kembali persediaan misilnya, dari berbagai sumber termasuk Iran setelah operasi ekstensif di Ukraina.

Namun lagi-lagi Teheran selalu membantah klaim, bahwa mereka memberi Rusia drone dan rudal untuk digunakan dalam operasi militernya di Ukraina.

Ihnat menekankan, bahwa untuk menghadapi ancaman ini Ukraina memerlukan dukungan sekutu dan mitra Barat yang dapat mendanai sistem seperti sistem pertahanan udara Patriot PAC-3 atau SAMP-T.

Baca juga: 9 Negara Kecam Aksi Pembakaran Alquran
Spesifikasi rudal balistik milik Iran berikut jangkauannya. (grafis:missilethreat.csis)

Kami melihat perbedaan karena Prancis dan Italia juga telah menyatakan kesediaan mereka untuk memberikan sistem ini ke Ukraina, menurut Ihnat.

Meski negara-negara Barat telah memberi Ukraina tank berat, Kiev masih menginginkan pesawat tempur dan rudal jarak jauh untuk menghalangi Rusia.

Mykhailo Podolyak, penasihat presiden untuk Ukraina, menyatakan pekan lalu, bahwa negosiasi mendesak sedang dilakukan agar Kiev meminta rudal jarak jauh dari sekutunya.

“Kami membutuhkan rudal untuk menghancurkan persenjataan mereka, jika kami ingin secara signifikan mengurangi persenjataan utama tentara Rusia, sistem artileri yang mereka gunakan di medan perang,” ujar Podolyak.

Di semenanjung Krimea, katanya, Rusia sekarang memiliki sepuluh gudang artileri. “Oleh karena itu, yang terpenting ada percakapan yang sedang berlangsung. Kedua, negosiasi berjalan cepat,” tambah dia.

Volodymyr Zelensky, presiden Ukraina, mengatakan, bahwa Ukraina ingin menyerang terlebih dahulu untuk menghentikan pasukan Rusia menyerang daerah berpenduduk.

Dia mengklaim, bahwa Ukraina membutuhkan rudal jarak jauh untuk mencegah musuh memasang peluncur jauh dari medan pertempuran dan menghancurkan kota-kota Ukraina.

Zelensky mengklaim, Kiev membutuhkan rudal ATACMS buatan AS dengan jangkauan 297 kilometer. Namun Washington sejauh ini menolak untuk mengirimkan senjata ini.

Bahkan, Presiden AS Joe Biden jelas-jelas menolak permintaan Zelensky untuk melibatkan jet tempur dari AS yakni F-16 untuk terlibat.

Biden mengatakan kepada media, ‘TIDAK’.

Baca juga: Prancis Bakal Bangun Kapal Induk Usai Umumkan Peningkatan Anggaran Pertahanan