Sebulan Perang Israel-Hamas Tewaskan 10 Ribu Orang

Warga Palestina membawa seseorang yang terluka dalam serangan udara Israel hari ini di Khan Younis, Jalur Gaza. (Foto:Dok/AP/Fatima Shbair)

JAKARTA – Hari ini genap satu bulan perang Israel-Hamas di Palestina sejak serangan awal Hamas ke IsraelĀ  7 Oktober 2023 dan masih berlangsung hingga saat ini.

Imbas dari pertempuran tersebut, puluhan ribu orang dari dua negara itu tewas. Namun hingga hari ini, belum ada tanda-tanda gencatan senjata.

Meski komunitas dan organisasi internasional ramai-ramai menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin. Namun, seruan tersebut tidak didengar Israel.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga berulang kali mengingatkan soal bencana kemanusiaan jika perang terus berlanjut.

Menurut laporan Al Jazeera, korban tewas imbas serangan Israel di Gaza mencapai 10.022. Dari jumlah tersebut, 4.104 korban tewas di antaranya merupakan anak-anak.

Israel tak hanya menggempur Gaza, tetapi mereka juga menyerang Tepi Barat. Imbas serangan itu, 152 orang tewas.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina juga menyatakan, korban luka imbas perang ini mencapai 25.408.

Sementara itu, korban tewas akibat serangan milisi Hamas di Israel lebih dari 1.400 jiwa.

PBB pun menyatakan, lebih dari 1,5 juta orang, atau lebih dari separuh populasi Gaza telah mengungsi.

Dampak lainnya hanya 19 rumah sakit di Gaza yang saat ini masih beroperasi. Sekitar 16 RS lainnya terpaksa menghentikan operasi, karena jumlah orang yang meningkat dan kehabisan bahan bakar.

Sejumlah rumah sakit seperti Al Awda dan Al Quds, juga dilaporkan bisa berhenti operasi karena kehabisan bahan bakar.

Pasokan Bahan bakar minyak (BBM) untuk mendukung listrik di beberapa rumah sakit sulit untuk memasuki Gaza, lantaran Israel memblokade total wilayah itu. Israel curiga, jika BBM ini akan disalahgunakan Hamas.

Milisi Houthi Yaman serang Israel

Milisi Houthi yang berbasis di Yaman itu mengklaim, mereka telah meluncurkan drone baru yang menargetkan wilayah Israel, demikian dikutip Al Jazeera, Selasa (07/11/2023).

Houthi menyatakan target drone itu spesifik dan sensitif. Namun, dia tak menyebut lokasi pasti sasaran milisi ini.

Houthi telah meluncurkan rudal dan drone ke Israel selama perang pasukan Zionis dan Hamas pecah.

Tak hanya Houthi, milisi di Lebanon selatan Hizbullah juga melancarkan serangan ke Israel.

Dewan Keamanan (DK) PBB Gagal Hentikan Perang

Tugasnya untuk menjaga perdamaian, namun DK PBB dikritik habis-habisan lantaran gagal mengeluarkan pernyataan bersama atau resolusi terkait perang Hamas-Israel.

Sejumlah negara seperti Brasil, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) sempat mengajukan draf resolusi, untuk menyelesaikan masalah di Gaza.

Draf resolusi AS berisi cara mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Mereka juga mencantumkan frasa, bahwa Israel berhak membela diri dan mengecam serangan Hamas ke Israel.

Kemudian PBB menggelar pemungutan suara terhadap resolusi itu. Hasilnya, Uni Emirat Arab memberi suara menolak, 10 anggota lain mendukung, dan Brasil serta Mozambik memilih abstain.

Sementara perwakilan Rusia dan China kemudian memveto resolusi tersebut. Agar resolusi bisa dirilis, tentunya harus mengantongi persetujuan setidaknya sembilan dari 15 anggota DK PBB dan tanpa ada anggota yang veto.

Rusia juga sempat mengajukan resolusi, untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Hamas.

Usulan draf resolusi singkat mereka berisikan gencatan senjata segera, pembebasan sandera, dan pemberian bantuan kemanusiaan.

Namun hanya lima dari 15 negara anggota DK PBB yang setuju. Empat negara lain yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang menolak.

Sementara enam negara yakni Albania, Brasil, Ekuador, Ghana, Malta, dan Swiss menyatakan abstain.

Banyak komunitas dan organisasi internasional lain yang murka dengan DK PBB. Beberapa di antara mereka mengkritik unit itu gagal menjalankan fungsi, dan lebih mengutamakan kepentingan politik.

Killas balik serangan 7 Oktober

Pada 7 Oktober, Hamas menyerang Israel dari darat, laut, dan udara. Pemerintah Israel pun kritik, bahkan dari warga negaranya karena dianggap kebobolan dan lalai.

Usai serangan mendadak itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendeklarasikan perang, dan bersumpah akan menyerang secara besar-besaran.

Dua hari setelahnya, Israel memblokade total Jalur Gaza dan melarang bantuan kemanusiaan masuk. Kini, bantuan bisa masuk tetapi dengan jumlah yang sangat terbatas.

Israel juga masih melarang BBM masuk ke Gaza padahal rumah sakit perlu bahan bakar, untuk menyalakan generator dan membuatnya tetap beroperasi.

Kemudian pada 27 Oktober, Israel melancarkan invasi darat ke Jalur Gaza setelah meminta warga di wilayah itu pindah secara paksa.

Israel juga enggan menolak gencatan senjata sebelum para tahanan yang disebut disandera Hamas dibebaskan. AS, selaku sekutu dekat Israel, juga menyatakan hal serupa.

Washington khawatir gencatan senjata justru menguntungkan Hamas dan membuat mereka bisa menyerang kembali Israel.