Siswa Baru SMA Negeri 1 dan 3 Batam Membludak, Disdik Putuskan Buka Kelas Online

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri, Andi Agung. (Foto:Ardiansyah Putra/Ulasan.co)

BATAM – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Batam akhirnya harus membuka kelas online untuk mengakomodir 257 peserta didik baru, imbas dari jumlah murid per kelas yang sudah melebihi batas.

Kepala SMAN 1 Batam, Bahtiar mengatakan, saat ini SMA Negeri 1 memiliki keterbatasan ruang belajar dan hanya memiliki sebanyak 25 ruangan saja.

Di mana 14 ruangan, lanjut Bahtiar, dipakai untuk siswa kelas XII dan sisanya 11 ruangan lagi dipakai kelas XI dengan jumlah total 14 rombongan belajar (rombel).

“Artinya untuk kelas XI saja kita sudah minus tiga kelas. Jelas kita sudah tidak memiliki ruangan lagi,” kata dia.

Menanggulangi masalah ini, nantinya siswa kelas XI akan melaksanakan pembelajaran dobel shift dengan siswa baru atau siswa kelas X.

“Nanti kami akan buka kelas online untuk 257 siswa lainnya yang mendaftar ulang,” kata dia.

Kelas belajar online tersebut, nantinya para siswa hanya dapat mengikuti proses belajar secara online tanpa ada tatap muka.

Proses ini akan berlangsung dalam satu sampai dua tahun, atau sampai menunggu ruang kelas belajar tersedia.

Sementara itu, untuk pembelajaran ekstrakurikuler atau olahraga tetap dilaksanakan di sekolah.

Tak hanya SMA Negeri 1 Batam, hal serupa terjadi di SMA Negeri 3 Batam. Mereka juga harus membuka kelas online guna menampung siswa yang memiliki keinginan sekolah di sekolah tersebut.

Kepala Sekolah SMAN 3 Batam, Silvia Andriani mengatakan, saat ini jumlah siswa di sekolahnya sudah membeludak. Ditambah orang tua murid yang setiap hari mendesak, agar anaknya diterima untuk belajar di sekolah itu.

“Solusinya nanti dibagi dua kelas online dan offline ,” kata Silvia Andriani.

PPDB 2023 ini, SMAN 3 Batam membuka 12 rombel dengan jumlah siswa 432 orang atau setiap kelas diisi oleh 36 orang siswa. Namun, saat ini jumlah siswa sudah melampaui kapasitas.

“Dalam prosesnya karena masih banyak yang belum tertampung, ditambah lagi saat ini satu kelas sudah hampir 60 orang,” kata dia.

Ia berhap ada kebijakan tegas dari pemeritah terkait PPDB di Batam. Sebab pihaknya tak bisa mengambil keputusan.

Sementara, Dinas Pendidikan Kepri Andi Agung hanya mengatakan, permasalahan peserta didik jenjang SMA Negeri di Batam sangat kompleks

Menurutnya, ada banyak peserta didik baru yang bertahan di salah satu sekolah, padahal di sekolah lain masih banyak yang kosong.

“Contohnya di SMAN 26 Batam, itukan ada yang kosong, cuma kan masih ada aja peserta didik yang bertahan di sekolah sana,” kata dia.

Ia menjelaskan, sistem belajar online itu terpaksa dilakukan untuk menjadi solusi sementara.

“Terpaksa belajar online dulu. Sebelumnya Covid 19 kan belajar online juga. Jadi itu la solusi sementara,” kata dia.

Ia juga menjelaskan berdasarkan aturan, peserta didik yang tidak diterima itu terpaksa ditampung agar pembelajaran dapat berlangsung.

“Kita minta orang tua harusnya mengerti bahwa sekolah yang lain juga sama bagusnya,” kata dia.

Disingung mengenai sejumlah masalah saat belajar online, pihaknya akan melakukan penambahan setalah pembelajaran itu berlangsung.

“Solusinya itu dulu nanti kalau ada masalah kami cari lagi solusinya. Yang penting sekolah,” kata dia.