Tradisi ‘Pladu’ di Tulungagung, Ratusan Warga Berebut Ikan

Warga berburu ikan mabuk dengan aneka peralatan tangkap ikan yang dimiliki dalam tradisi pladu atau pengeringan air di Sungai Irigasi Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (4/9/2021). (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Jatim – Ratusan warga dari berbagai usia, mulai anak-anak, remaja hingga orang tua, beramai-ramai turun ke sungai jaringan irigasi pertanian di Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (04/09).

Ratusan warga turun ke sungai berebut ikan “mabuk” saat dilakukan pladu atau penggelontoran lumpur dengan membuka pintu cekdam untuk mencegah pendangkalan.

Aksi berebut ikan bersamaan dengan pladu yang dilakukan setiap tahun itupun mendapat perhatian masyarakat. Banyak yang ikut turun ke sungai untuk ikut menangkap ikan, menjaring dari tepi sungai dan sebagian lainnya hanya menonton dari bantaran sungai.

Warga menggunakan aneka cara untuk menangkap ikan. Ada yang menggunakan jaring tebar, jaring gayung, strum listrik, nampan dari anyaman bambu dan bahkan tak sedikit yang menggunakan tangan kosong.

Warga terlihat antusias berburu ikan mabuk akibat penggelontoran air dari pintu cekdam yang dibuka, meski ikan tangkapan mereka tidak banyak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Warga berburu ikan mabuk dengan aneka peralatan tangkap ikan yang dimiliki dalam tradisi pladu atau pengeringan air di Sungai Irigasi Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (4/9/2021). (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

“Ini ikannya masih gesit sehingga agak sulit ditangkap,” kata Jarno (37), salah seorang warga yang ikut berburu ikan di tengah sungai irigasi pertanian di sekitar pintu Cekdam Kalidawir-Boyolangu.

Ikan-ikan hasil tangkapan biasanya mereka santap untuk lauk makan siang dan sore. Sebagian lain menggunakannya untuk merayakan kegembiraan bersama kelompoknya dengan cara dimasak bersama, dibakar ataupun digoreng menjadi lauk makan nasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *