Uccio Kenang VR46 Ketika Pindah ke Yamaha, Vale: Motor Itu 10 Tahun di Belakang Kita

Valentino Rossi dan Alessio 'Uccio' Salucci. (Foto:Dok/Crash)

JAKARTA – Sejarah perjalanan karir sang legenda balap MotoGP asal Italia, Valentino Rossi (VR46) memang selalu menarik untuk dibahas. Rossi yang dikenal sebagai pembalap nyentrik telah berjasa mengangkat pamor MotoGP selama karirnya.

Ia adalah pembalap terbaik MotoGP, yang telah mengoleksi 9 kali juara dunia. Namun ada sepenggal kisah menariknya, ketika dihadapkan dengan pilihan masa depan di lintasan MotoGP.

Vale pernah mengalami masa kritis, ketika harus memutuskan masa depannya dari garasi tim pabrikan Repsol Honda ke Yamaha untuk balapan musim 2004 silam.

Saat itu Vale berada di puncak kejayaannya bersama Honda, dengan mengoleksi tiga gelar juara dunia di kelas premier.

Masing-masing, satu gelar di era mesin 2Tak dengan motor terbaik Honda NSR500. Kemudian dua kali juara dunia di era mesin 4Tak dengan motor Honda RC211V bermesin V5-990cc.

The Doctor julukan Valentino Rossi mengatakan, dirinya sangat sadar bahwa Honda adalah tim yang kuat dan memiliki motor terkencang di lintasan saat itu.

Namun segalanya bisa berubah, meski Yamaha saat itu tertinggal dari segi teknologi. Apa yang membuatnya meninggalkan Honda, The Doctor sebut keputusan yang sulit.

Valentino Rossi ketika menggeber Yamaha YZR-M1 di MotoGP 2004. (Foto:Dok/MotoGP)

Sahabat terdekat Valentino Rossi, sekaligus orang kepercayaannya yang kini Manajer Tim Pertamina Enduro VR46 Racing, Alessio Salucci adalah seorang saksi hidup perjalanan karir rekannya itu.

Uccio sapaannya menyampaikan, hingga kini The Doctor masih terheran-heran ketika mengingat keputusannya pindah ke Yamaha di masa lalu.

Bahkan, lanjut Uccio, Valentino Rossi menganggap hanya orang idoit sepertinya yang mau mengambil keputusan tersebut.

“Kami membicarakan ini beberapa waktu lalu saat liburan, ketika itu kami menghabiskan beberapa hari bersama,” ujar Uccio mengawali ceritanya, dikutip dari Crash, Rabu 10 Januari 2024.

“Ketika itu, Rossi mengatakan kepada saya’Hanya dua orang idiot seperti Anda dan saya yang mau meninggalkan Honda untuk pindah ke Yamaha’. Kami masih memikirkannya sesekali,” kenang Uccio.

Meski demikian, ketika itu, Uccio tetap meyakinkan Rossi pindah ke Yamaha. Sebab, rekan dekatnya tersebut terlihat tak bahagia di momen-momen akhirnya bersama Honda.

“Saat itu saya berusaha keras untuk pergi ke Yamaha, karena saya tahu jika Vale tidak bersenang-senang lagi (di Honda), maka masalah besar akan muncul,” ungkapnya.

Rossi dan Uccio Kaget Lihat Yamaha YZR-M1

Uccio pun mengingatkan kembali, saat momen dirinya bersama Rossi pertama kali masuk ke garasi Yamaha suatu malam di Donington.

Ketika itu, pintu garasi Yamaha tampak terbuka dan keduanya memutuskan masuk ke dalam. Ketika berada di dalam, Uccio dan Rossi sama-sama terkejut saat pertama melihat motor Yamaha YZR-M1.

Sebab, lanjut Uccio, tunggangan tersebut secara teknologi tertinggal jauh dari motor Honda yang telah dikendarai Rossi sebelumnya dan menjadi juara.

“Ketika saya melihatnya, saya tidak bisa berkata-kata. Itu merupakan motor yang sangat jelek, pembuatannya buruk dan penuh kabel di mana-mana dan sangat berantakan. Kami sudah terbiasa melihat motor Honda setiap hari yang merupakan mahakarya teknologi terbaik,” sebut Uccio.

“Saya ingat Vale menatap saya, dan membuat ekspresi seperti berkata ‘sialan… Apakah kamu sudah melihat, motor apa ini?’ Dan aku menundukkan kepalaku, seolah berkata kita bahas saja nanti,” sambung Uccio.

Berlanjut ketika memasuki motorhome, Rossi mulai blak-blakan soal betapa terkejutnya dia terhadap motor Yamaha. Bahkan secara teknologi, tunggangan itu menurutnya sangat ketinggalan zaman.

Valentino Rossi saat memacu Honda RC211V V5 di MotoGP 2003. (Foto:Dok/Box Repsol)

“Saat kami memasuki motorhome, dia berkata kepada saya ‘Sial. Uccio, sepertinya motor itu 10 tahun di belakang kita’,” terang Uccio.

Di waktu yang sempit, Uccio berusaha meyakinkan sahabatnya Rossi, bahwa orang-orang di balik Yamaha merupakan sosok hebat seperti sang manajer, Davide Brivio dan Insiyur Yamaha, Masao Furuzawa.

Uccio meyakini Rossi, tim tersebut cepat atau lambat akan tumbuh menjadi tim yang mengerikan. Rossi pun akhirnya menghuni garasi Yamaha.

Para insiyur pun bekerja keras membangun tunggangan Yamaha YZR-M1, berdasarkan pengalaman The Doctor selama menunggangi Honda RC211V.

Ternyata hasilnya, Rossi pun mampu meraih gelar juara di musim pertama dan keduanya bersama Yamaha.

Rossi ternyata mampu membungkam Honda, dan saat itu rekan setimnya eks pembalap Superbike asal Amerika Serikat, Collin Edwards.

Uccio mengklaim, kepindahan Rossi dari Honda ke tim Yamaha tersebut penuh dengan perjudian. Sebab, ketika itu, Honda punya motor juara yang kecepatannya sulit diimbangi pabrikan lain.