NATUNA – Tim SAR Gabungan saat ini tengah melakukan operasi pencarian terhadap dua nelayan asal Natuna yang hilang kontak di perairan Kepulauan Riau.
Kedua nelayan tersebut diketahui berangkat dari Pulau Selaut, Kabupaten Natuna menuju Pulau Nyamuk, Kabupaten Kepulauan Anambas, pada Jumat malam, 11 April 2025 sekitar pukul 19.00 WIB. Namun hingga kini, mereka belum juga tiba di tujuan.
Kabar menghilangnya dua nelayan ini segera dilaporkan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna setelah keluarga tak kunjung mendapat kabar. Operasi pencarian pun langsung digelar dengan melibatkan berbagai unsur gabungan, termasuk masyarakat nelayan dari HNSI dan keluarga korban yang sebelumnya sudah lebih dulu melakukan pencarian di lokasi-lokasi yang diperkirakan menjadi titik komunikasi terakhir para korban.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna, Abdul Rahman, membenarkan laporan tersebut. Ia menyatakan bahwa pihaknya kini tengah membangun komunikasi intensif dengan berbagai instansi seperti Lanal Tarempa, Polres Anambas, BPBD Anambas, SROP Tarempa, SROP Natuna, Stasiun Bakamla Natuna, hingga HNSI.
“Kami terus mengupayakan pencarian dengan melibatkan semua potensi SAR, termasuk dukungan dari kapal-kapal yang melintas di perairan tersebut. Informasi tentang titik kontak terakhir, data kapal, serta tujuan dan muatan korban masih terus kami kumpulkan,” jelas Abdul Rahman dalam keterangannya diterima Selasa 15 April 2025.
Diketahui, dua nelayan yang hilang masing-masing bernama Asrikandi, warga Desa Munjan, Kecamatan Siantan Timur, dan Han, warga Desa Selaut, Kecamatan Bunguran Barat.
“Keduanya menggunakan pompong berwarna biru dengan ukuran sekitar 5 GT,” katanya.
Baca juga: Warga Pulau Tiga Natuna Keluhkan Akses Pendidikan yang Masih Minim
Kantor SAR Natuna juga mengimbau masyarakat untuk turut mendoakan keselamatan para nelayan dan melaporkan jika menemukan petunjuk atau benda mencurigakan di laut melalui WhatsApp di nomor 0822-8390-7707.
Cuaca di sekitar lokasi pencarian dilaporkan kurang bersahabat dengan kondisi hujan dan jarak pandang terbatas. Masyarakat pun diminta tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News