550 Ekor Sapi Kurban dari NTT Tiba di Batam

Sapi kurban yang masih terikat di geladak kapal tiba di Batam. (Foto:Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

BATAM – Sebanyak 550 ekor sapi kurban  tiba di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (09/05) sore yang diangkut menggunakan kapal KM Dewi Samudera.

“550 ekor sapi ini merupakan ras sapi Bali dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sapi ini untuk kebutuhan kurban di Batam saja. Tanjungpinang sudah disuplai sebulan lalu sebanyak 555 ekor,” kata Ketua Asosiasi Pedagang Hewan Kurban, Mustofa.

Mustofa menjelaskan, ratusan hewan kurban itu telah dilengkapi surat-surat kesehatan. Hewan kurban tersebut diberangkatkan sejak Senin (01/05) lalu dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurutnya, kedatangan 550 ekor sapi itu masih belum mencukupi kebutuhan di Kota Batam. Ia memprediksi, kebutuhan Kota Batam pada tahun ini mencapai 5.000 ekor.

“Kebutuhan kita sekitar 5.000 ekor. Tapi sekarang dengan ini baru sekitar 1200-an ekor. Jadi kurang banyak,” tambah Mustofa.

Oleh sebab itu, lanjut dia, pihaknya akan mencoba mendatangkan kembali stok sapi dari Kupang. Para pedagang sengaja memilih Kupang sebagai tempat pembelian stok.

Pasalnya, saat ini Provinsi Lampung yang biasanya menjadi pusat hewan kurban masih dalam zona merah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Kita ambil dari daerah yang zona hijau PMK yakni Kupang. Lampung masuk PMK jadi ketat persyaratannya,” tutur Mustofa.

“Kepri juga masih berstatus hijau. Makanya pernyataan masuk ke Kepri cukup ketat,” tambahnya.

Mustofa menambahkan, jika belum juga terpenuhi para pedagang akan mencoba alternatif lain dengan memasok sapi dari Natuna meski kemungkinan memiliki ukuran yang lebih kecil dari sapi Kupang.

Nantinya, sapi yang baru tiba dari NTT  itu akan dijual dengan harga Rp21 hingga Rp28 juta.

Sedangkan untuk kambing, kemungkinan akan dipasok dari Lampung meski harus dengan syarat yang ketat. Hal itu lantaran kambing tidak dapat bertahan lama dalam perjalan.

“Soal kambing kemungkinan akan dipasok dari Lampung tapi dengan persyaratan yang ketat. Kalau dari Kupang tidak bisa. Resiko matinya lebih besar karena jarak tempuhny jauh,” ungkapnya.

“Kebutuhannya 15.000 yang ada baru 2.000 ekor. Nanti akan didatangkan secepatnya,” tutupnya.