Jakarta – Film “Selesai” (2021) garapan sutradara sekaligus musisi Tompi menuai kritik. Film berdurasi 83 menit itu dianggap merendahkan perempuan dan menormalkan perselingkuhan.
Anggapan itu tidak salah. Di tengah kesadaran masyarakat global tentang kesetaraan, film yang bercerita tentang perselingkuhan di dalam rumah tangga Broto Hadisutedjo (Gading Marten) dan Ayudina Samara (Ariel Tatum) ini malah terang-terangan mengobjektifikasi perempuan dan mengeksploitasinya secara seksual.
Objektifikasi perempuan terlihat jelas dalam banyak adegan. Bukan hanya terjadi di seputar pemeran utama tetapi juga di peran pendukung. Salah satu adegan yang mengindikasi hal ini adalah ketika Bambang (Imam Darto), pacar Yani (Tika Panggabean) yang merupakan pembantu Ayudina, menjadikan majikan pacarnya sebagai objek fantasi seksual.
Ayudina yang saat itu tengah menelepon di halaman belakang rumah, diintip oleh Bambang yang menyelundup ke kamar Yani. Ia pun lantas bermasturbasi sambil melihat Ayudina yang sedang menelepon. Entah apa yang mengharuskan adegan ini ada, alih-alih menjadikannya sisipan komedi dalam film, yang ada justru pelecehan terhadap perempuan.
Candaan-candaan bernada seksual dalam film ini terbilang cukup banyak yang sayangnya tidak menambah nilai apa-apa untuk film tersebut, tidak humor tidak juga sensual. Candaan tersebut justru membuat film ini seperti komedi tengah malam yang pernah ditayangkan di salah satu tv swasta.
Sementara perilaku misoginis ditunjukan saat Broto terus-menerus menyalahkan istrinya atas apa yang terjadi dalam hubungan mereka. Broto tidak merasa bersalah atas perselingkuhan yang ia lakukan dengan Anya (Anya Geraldine). Ia malah berlagak detektif dengan menuding istrinya melakukan hal yang sama. Ia bahkan menggunakan jasa peretas untuk mengetahui aktivitas ponsel Ayudina. Saat indikasi menguat, Broto justru lebih murka dari kemarahan Ayudina sebelumnya.