Air Mati Lima Hari, Warga Bukit Raya Batam Ancam Demo PT Moya dan DPRD

Warga di Perumahan Bukit Raya Batam Centre sat antre mengambil air bersih dari sumur bor Masjid Al-Hikmah di perumahan mereka. (Foto:Muhamad Ishlahuddin/Ulasan.co)

BATAM – Warga di Perumahan Bukit Raya Batam terpaksa mengantre untuk mendapatkan air bersih di Masjid Al-Hikmah di perumahan mereka yang menggunakan sumur bor.

Sebab, distribusi air PAM ke Perumahan Bukit Raya di Batam Centre itu sudah lima hari mati. Mereka pun kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

“Kalau ada pemberitahuan air akan mati, bisa bersiap menampung air. Tapi ini tiba-tiba saja mati,” kata Ketua RT 02 RW 38 Kelurahan Belian, Zuldi saat ditemui ulasan di lokasi, Senin (31/7).

Zuldi mengatakan, ini bukan kali pertama air tak mengalir di perumahan ini dan warga pun kesal. Karena sudah lima hari air tak kunjung mengalir.

“Jangankan untuk mandi, untuk nyuci piring aja tidak bisa. Belum lagi di sini semua punya anak kecil, itu yang lebih kasihan lagi,” kata dia.

Menurutnya, pihak pengelola air Batam tidak pernah merespon keluhan warga hingga lima hari matinya air. Baginya, pengelola air hanya memberikan alasan tetapi tanpa ada solusi.

“Alasan saja mereka kasih ke kami, tapi tak ada lagi solusinya. Warga ngantre di sumur bor di masjid. Itupun tak bisa banyak, karena jumlah warga juga lumayan banyak, jadi harus berbagi,” kata dia.

Alasan selalu tidak ada armada, lanjut Zuldi, pihaknya juga setiap hari memberikan laporan ke call center PT Moya, namun tidak pernah direspon.

Baginya sangat berbeda waktu air bersih dikelola oleh perusahaan sebelumnya, setiap ada keluhan warga selalu mendapatkan respon cepat.

“Beda kali sama pengelola sekarang ini. Sebenarnya kalau pun ada air tanki yang dikirim, itu bukan solusi utama, bahkan terkadang menjadi pertengkaran antarwarga,” ungkap Zuldi

Senada Ketua RW 38, Inar Kutni kelurahan Belian, yang membenarkan air sudah lima hari tidak mengalir. Informasi yang warga terima dari PT Moya karena kekurangan Armada.

“Kata mereka hanya ada 10 mobil tangki yang dimiliki moya. Disini ada 600 KK lebih, luar biasa penderitaan warga,” ungkap Inar Kutni.

Bahkan emak-emak perumahan Bukit Raya berencana melakukan aksi demontrasi di kantor PT Moya dan DPRD Batam, untuk menyampaikan keluhan warga.

“Kami dah siap pergi demo. Hanya kami menunggu Pak RW memberikan surat Izin,” kata Revina warga.

Sementara itu, Corporate Communication SPAM Batam, Ginda Alamsyah, mengatakan, matinya air di kawasan tersebut akibat dari pekerjaan perbaikan pompa Imintake di instalasi pengolahan air Duriangkang beberapa waktu lalu.

“Masih berdampak pada sebagian pelanggan di beberapa area dan sedang dalam proses normalisasi secara bertahap,” kata dia.

Adapum warga yang terdampak, yakni Batam Centre, Batu Aji, Marina, Tanjung Uncang, Bengkong, Nagoya, Jodoh, Punggur, Kabil, Batu Besar, Sengkuang, Batu Merah, Baloi dan sekitarnya dan sekitarnya.

Ia mengatakan, pihakmya menyiagakan mobil tangki air bersih untuk pelanggan yang mengalami gangguan suplai air hingga 1×24 jam.

“Dapat dikoordinir oleh Ketua RT atau RW Kelurahan setempat, lalu menyampaikannya melalui layanan saluran resmi kepelangganan Air Batam Hilir,” kata Ginda Alamsyah.