BP Batam Belum Serahkan Lahan untuk Pembangunan Jembatan Batam-Bintan

Tim pembangunan jembatan Batam-Bintan saat menijau lokasi di Batam. (Foto:Dok.Tim Pebangunan Jembatan Babin)

BATAM – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad menyatakan, bahwa Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) belum menyerahkan sebagian lahan untuk pembangunan jembatan Batam-Bintan (Babin), Jumat (04/08).

Ansar menilai, tidak ada kendala dalam proses administrasi penyerahan lahan itu. Kemungkinan penyerahan lahan itu masih berproses, meski target pembangunan jembatan Babin mulai September 2023.

“Kalo di Batam itu baru penetapan lokasi. Asetnya belum diserahkan nanti kita komunikasi dengan BP Batam, dan Menko Perekonomian RI supaya diserahkan semua,” kata Ansar.

Progres pembangunan jembatan itu sudah masuk ke dalam penyerahan lahan di sisi Tanjungsauh, Pulau Buau, dan landing point Pulau Bintan.

Ia berharap BP Batam bisa segera menyerahkan aset lahan, agar proses pengerjaan bisa dilakukan. Selama ini yang sudah diserahkan oleh BP Batam hanya penetapan lokasinya.

Mantan Bupati Bintan itu melanjutkan, pendanaan pembangunan jembatan itu akan ditangani oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan nilai anggaran Rp4,3 triliun.

“Untuk yang Tanjungsauh ke Bintan itu menggunakan KPBU, masing-masing dilakukan pelelangan,” kata dia.

Baca juga: Gubernur Kepri Minta BP Batam Selesaikan Masalah Air Bersih

Sementara itu, Tim Pembangunan Jembatan Babin juga telah meninjau ke sejumlah lokasi lahan Babin. Mereka memastikan, pembangunan mega proyek itu tidak merusak ekosistem di laut dan pulau-pulau yang menjadi titik landing poin jembatan.

“Warga minta agar habitat di lokasi itu bisa dijaga. Harapannya, nanti ketika terbangun jembatan itu tidak menggangu ekosistem yang ada di situ,” kata Said Wahidin, Tim Pembangunan Jembatan Babin.

Said menambahkan, dalam tinjauan itu tim pembangunan juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pembangunan jembatan.

Misalnya saja untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat di pulau, bahwa pembangunan jembatan tidak akan merusakkan ekosistem dan mematikan mata pencaharian warga.

“Tim AIIB juga menyempatkan untuk sosialisasi kepada masyarakat yang ada di Tajungsauh itu. Kami juga berinteraksi dengan masyarakat sekitar,” tuturnya.

Kemudian, pihaknya berkonsolidasi dengan konsultan pembangunan Babin agar keinginan masyarakat bisa terpenuhi.

Baca juga: Pembangunan Rempang Mulai September 2023, Ini Kata Rudi Soal Nasib Warga

“Kami juga ada konsultan dari AIIB sendiri untuk kajian. Jadi habitat dan ekosistem tidak terganggu,” jelas dia.

Sembari itu, Progres pengerjaan jembatan Babin yang juga sedang berjalan ialah Rancang Bangun Rinci (Detail Engineering Design), dan penyelidikan tanah atau penyelidikan kedalaman laut (soil investigation).

Kemudian proses pengerjaan soil investigation, baru bisa dimulai September 2023. Karena sempat mengalami gagal lelang dan akan rampung dalam waktu 10 bulan.

“Pengerjaannya untuk saat ini kita sedang melakukan soil investigasi, yang dilaksanakan oleh kementtrian PU melalui PPGN Kepri,” ungkap dia.

Setidaknya, terdapat 19 titik landing poin yang akan dikerjakan oleh pemenang lelang. Namun yang menjadi prioritas pembangunan saat ini adalah di Batam dan Pulau Tanjungsauh.

“Ada dua pendanaan. Batam Tanjungsauh pakai APBN. Dari Tanjungsauh ke Bintan menggunakan KPBU nanti ada lelang tersendiri lagi,” jelas dia.