Dampak Judi Online Bisa Sebabkan Depresi sampai Bunuh Diri

Psikolog, Nona Beta Marpaung.
Psikolog, Nona Beta Marpaung. (Foto: Irvan Fanani)

BATAM – Menjamurnya praktik judi online di tengah-tengah masyarakat menjadi sorotan seluruh pihak. Utamanya fenomena ini menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan, mulai dari dampak sosial, ekonomi hingga psikologis.

Menurut psikolog, Nona Beta Marpaung, ada beberapa faktor yang mendorong seseorang melakukan judi online.

“Pertama, faktor internal berupa sikap atau pola asuh dari keluarga yang kurang tepat, seperti tidak adanya penghargaan, rasa kurang dipercayai dan KDRT dapat menjadi pemicu seseorang terjerumus ke dalam judi online,” ujarnya, Rabu 3 Juli 2024.

Kedua, seseorang melakukan judi online bahkan hingga sampai di tahap kecanduan dapat disebabkan faktor genetik. Nona menyebut, dalam diri seseorang terdapat zat Gamma-aminobutyric acid (GABA), yakni neurotransmitter yang bertugas mengatur suasana hati.

“Ketika zat ini rendah dalam diri seseorang, maka akan cenderung  memunculkan sikap resah, cemas dan gelisah. Apabila tidak dikontrol dengan benar, hal tersebut menyebabkan seseorang mencari hal-hal baru yang cenderung negatif untuk membuatnya merasa terpuaskan, seperti pornografi, judi online dan mengonsumsi obat-obatan terlarang,” kata Nova.

Pemilik Yayasan Peduli Jiwa Keluarga ini menuturkan, faktor eksternal yang menyebabkan seseorang melakukan judi online, yakni karena rumah pelaku yang berdekatan dengan tempat perjudian.

Kemudian faktor lingkungan pekerjaan ataupun lingkungan sosial. Di mana lingkungan tersebut banyak yang melakukan perjudian online, sehingga menjadi suatu kebiasaan buruk yang dapat diikuti oleh orang lain.

“Jadi judi online ini tak serta merta muncul begitu saja, tapi berproses,” ujar Nova.

Kecanduan Judi Online

Pelatih kesehatan mental ini mengungkapkan, kebanyakan pelaku judi online tidak mengakui dirinya sudah di tahap kecanduan sampai akhirnya kehilangan segala-galanya. Mereka justru beranggapan bahwa hal itu berada di lingkup personal dan menjadi sebagai wadah rekreasi mereka.

“Kalaupun ada yang datang, mereka tidak datang dengan sendirinya. Mayoritas yang datang ke saya itu adalah keluarga yang mulai resah dengan keberadaan para pelaku judi online,” sebut Nova.

Ia mengatakan, para keluarga yang datang ketempatnya rata-rata mengeluhkan kebohongan yang muncul dari pelaku judi online. Kemudian, hilangnya uang ataupun barang dirumah karena dijual oleh pelaku, bahkan hinga munculnya hutang yang tidak disangka-sangka.

Dampak Bagi Kesehatan Mental

Nova menjelaskan, kebanyakan pelaku judi online akan mengalami gangguan kesehatan mental, mereka cenderung menimbulkan reaksi-reaksi negatif

“Untuk pelaku sendiri akan cenderung berprilaku yang impulsif atau melakukan suatu tindakan tanpa memikirkan akibat dari apa yang dilakukan. Contohnya yakni kita seseorang ingin mendapatkan uang secara instan, tanpa segan-segan akan melakukan tindakan mencuri, menipu dan berutang,” terangnya

Kemudian, emosional pelaku judi online tidak stabil. Karena ketika menang, euforioa pelaku akan tinggi, namun, sebaliknya ketika pelaku mengalami kekalahan akan menimbulkan perilaku yang tidak baik, sehingga membuat hidupnya cenderung mudah mengalami goncangan emosional seperti gelisah, cemas dan depresi.

Menurut Nova, keberadaan pelaku judi online  membuat masyarakat merasa tidak nyaman, terutama dari keluarga pelaku. Karena keluarga akan kehilangan rasa kepercayaan terhadap pelaku atau untrusted, walaupun pelaku tersebut merupakan anak, saudara maupun orang tua.

“Didasarkan rasa ketidakpercayaan tadi, maka akan berdampak pada rusaknya komunikasi antara pelaku judi online dengan orang-orang disekitarnya bahkan dapat menimbulkan pertengkaran,” ujar Nova.

Respons itu, kata Nova, akan kembali kepada pelaku judi online yang kemudian berdampak pada timbulnya rasa tertolak di lingkungan, tidak memiliki teman dan merasa keberadaannya tidak berarti di lingkungan.

“Proses yang dialami ini akan menghasilkan depresi, strees dan bahkan dampak yang faling fatal adalah bunuh diri. Fenomoena judi online ini memang tidak terlalu kelihatan, tapi dampak yang ditmbulkan sangatlah luar biasa dahsyat,” kata Nova.

Bisa Sembuh

Menurut Nova, kecanduan judi online dapat diatasi dengan pendekatan tertentu seperti halnya mengatasi kecanduan pada umumnya. Jika ditangani sejak dini, peluang keberhasilan untuk sembuh juga akan semakin besar.

“Dari pihak pelaku, tentu harus mengakui keadaan dan situasi yang sedang mereka alami, baik ketakutan atau kecemasan mereka.”

“Kedua, mereka harus menyadari betul titik awal yang membuatnya terjerumus ke dalam judi online. hal itu menjadi salau satu pola awal yang baik untuk mereka bisa lepas dari judi online,” kata Nova.

Baca juga: Menag Terbitkan Edaran Larangan Judi Online di Lingkungan ASN Kemenag

Selanjutnya, pihak keluarga harus  mendampingi pelaku untuk bisa sembuh, yakni dengan memulai membangun kembali rasa percaya kepada pelaku serta mendapat pendampingan oleh profesional yang ahli dibidangnya seperti psikolog atau psikiater.

“Dan yang tak kalah penting adalah membangun kembali kerohaniannya. Karena orang yang memiliki rohani yang benar, pasti memilipiki pikiran dan emosional yang baik. Sehingga tidak berspekulasi dengan hal-hal yang tidak tepat,” terang Nova. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News