Tanjungpinang – Desa Ladan di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) didaulat sebagai desa satu-satunya yang paling mandiri di Kepri.
Hal itu disampaikan pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Provinsi Kepulauan Riau yang menyatakan, Desa Ladan satu-satunya desa mandiri di wilayah itu yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Baca juga: Bupati Natuna: Teknologi Harus Dimanfaatkan Pemerintah Desa
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Kepri Sardison di Tanjungpinang, Jumat (5/11), mengatakan, Desa Ladan sejak beberapa tahun lalu memiliki indeks pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang baik.
Penetapan Ladan sebagai desa mandiri, berdasarkan dari hasil survei Indeks Desa Membangun (IDM).
Selain itu, pembangunan sektor perekonomian di Desa Ladan didorong oleh sikap gotong royong masyarakat dan potensi alam yang memadai.
“Saya pernah dinas di Kabupaten Kepulauan Anambas beberapa tahun lalu. Desa itu memang sudah maju dan mandiri sejak dulu,” katanya.
Sardison mengemukakan, saat ini jumlah desa di Kepri 275 desa.
Berdasarkan IDM, desa dibagi menjadi lima kategori yakni desa sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri.
Di Kepri, menurut data hasil pemutakhiran IDM 2021, tidak ada desa sangat tertinggal.
Namun desa tertinggal berjumlah 28 desa, yang berada di Kabupaten Karimun tiga desa, Kabupaten Lingga 19 desa, dan Kabupaten Anambas enam desa.
Jumlah desa berkembang mencapai 176 desa, yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota di Kepri.
“Di Kepri ada 70 desa yang dikategorikan sebagai desa maju,” katanya.
Menurut dia, desa-desa selama ini sulit menjadi desa mandiri lantaran terbentur dengan persoalan perekonomian desa.
Hampir seluruh desa memiliki potensi ekonomi yang dapat dikelola dan menghasilkan pendapatan, namun hingga saat ini peranan Badan Usaha Milik Desa belum memadai.
Jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebanyak 207 unit, namun yang sempat aktif sebelum pandemi sekitar 150-an unit.
Setelah pandemi, jumlah BUMD yang aktif pun berkurang.
“Tinggal 140-an yang masih aktif sampai sekarang,” ungkapnya.