Ini Loh, Saran Dokter Gizi untuk Waktu Sahur yang Baik

untuk Waktu Sahur yang Baik
Ilustrasi sahur (Shutterstock)

JAKARTA – Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia dr. Diana Felicia Suganda menyarankan masyarakat yang berpuasa agar makan sahur mendekati imsak dan tidak sahur lebih dini atau beberapa jam menjelang waktu sahur seharusnya.

“Sahur kalau lebih cepat artinya waktu kita kosong alias berpuasa lebih panjang,” ujar dr. Diana melalui surat elektroniknya, Rabu (6/4).

Baca juga: Hindari Gorengan dan Makanan Pedas Agar Lambung Terasa Nyaman saat Puasa

Diana kerap menjadi pembicara dan narasumber dalam sejumlah talkshow kesehatan di stasiun televisi nasional itu mengatakan, sahur sebaiknya dilakukan mendekati imsak supaya jarak dengan berbuka tidak lebih dari 13-14 jam.

“Bila sahur sekitar pukul 03.00-04.00 maka berpuasa sekitar 13-14 jam hingga waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB,” tuturnya.

Dia menjelaskan, bagi orang dengan masalah gula darah, waktu berpuasa yang lebih panjang bisa menyebabkan gula darah menjadi drop. Tetapi ini mungkin tak dialami mereka tanpa masalah gula darah, kendati rekomendasi berpuasa (di Indonesia) tak lebih dari 13-14 jam dan berarti sahur menjelang waktu imsak.

“Pengaruhnya untuk orang-orang dengan masalah gula darah ya biasanya jadi lebih berat kalau lewat dari jam makannya, waktu berpuasa lebih panjang akhirnya gula darahnya keburu drop,” jelas Diana.

Baca juga: Begini Nabi Muhammad SAW Menjalankan Puasa di Bulan Ramadan

Di sisi lain, sahur dini misalnya pukul 24.00 demi menghindari bangun sahur pukul 03.00 bisa mengganggu jam biologis tubuh. Pada saat tubuh termasuk saluran cerna seharusnya beristirahat namun justru dipaksa bekerja.

“Semua sudah ada penelitiannya, rekomendasinya kapan kita harus makan saat bulan puasa. Jadi sebaiknya sahurnya tidak jam 24.00 atau dijadikan makan malam. Sewajarnya saja kita sahur sesuai jam menuju imsak dan saat berbuka puasa,” demikian pesan Diana.

Saat sahur, seperti anjuran Kementerian Kesehatan sebaiknya konsumsi makanan berprotein, karbohidrat kompleks yang tinggi serat, memperbanyak konsumsi buah dan sayuran segar untuk membantu menjaga stamina tubuh saat menjalankan puasa.

Selain itu, pastikan Anda cukup minum air dan mengurangi konsumsi makanan asin karena makanan dengan kadar garam tinggi akan mempercepat keluarnya cairan tubuh.