Kantor Bahasa Kepri Gelar UKBI 2022, Pesertanya dari Berbagai Profesi

UKBI 2022
Peserta uji coba UKBI KBP Kepri foto bersama usai melaksanakan uji coba soal. (Foto:Istimewa)

TANJUNGPINANGKantor Bahasa Kepulauan Riau (Kepri) mengadakan Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka tahun 2022, Kamis (11/08) yang melibatkan peserta dari berbagai profesi.

Uji Kemahiran Bahasa (UKBI) serentak yang dilaksanakan dua hari mulai 10-11 Agustus itu berlangsung di laboratorium komputer multifungsi SMK Negeri 1 Jalan Pramuka, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Uji coba soal UKBI tersebut melibatkan 20 peserta yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, guru, dosen, peneliti, penerjemah, penulis, wartawan, editor, ASN, dan karyawan swasta yang berdomisili di Kota Tanjungpinang.

Hasil UKBI yang diselenggarakan Kantor Bahasa Kepri ini, rencana akan dijadikan acuan sebagai bank data pusat untuk melaksanakan penerapan UKBI selanjutnya.

Selain di Provinsi Kepulauan Riau, uji coba soal UKBI dilaksanakan serentak di 29 provinsi lain dalam rentang waktu 10-16 Agustus 2022 dengan jumlah peserta terdaftar sebanyak 554 orang dari berbagai kalangan dan profesi.

Novianti, selaku Koordinator KKLP-KBP UKBI Kantor Bahasa Kepri mengatakan, uji soal UKBI ini baru diselenggarakan dua kali untuk wilayah Kepri yaitu di tahun 2020 dan tahun 2022.

Ia juga menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengujicobakan wacana dan soal UKBI yang telah divalidasi dalam sidang pembakuan UKBI.

Baca juga: Kantor Bahasa Lakukan Konservasi Sastra Hikayat Nur Muhammad di Lingga

Sebelum dimulai, Novianti memberikan penjelasan berkaitan dengan tujuan dan cara pengerjaan uji coba soal yang menggunakan aplikasi UKBI dinamis tersebut.

“Peran peserta uji coba soal UKBI pada kegiatan ini sangat bermakna bagi pengembangan dan penyempurnaan tes UKBI,” kata Novianti.

Selain itu, Novianti juga menjelaskan, setelah masa uji coba soal selesai, Kantor Bahasa Kepri juga akan melaksanakan uji coba penerapan yang nantinya akan dilaksanakan secara gratis untuk pelajar dan mahasiswa serta berbayar untuk umum.

Sementara itu, Zainal Takdir salah satu seniman pantun Melayu di Tanjungpinang yang juga peserta mengaku tertantang dengan soal yang diberikan.

Menurutnya, karena terdapat banyak jebakan susunan kalimat yang tidak benar. Bahkan ada soal yang menuntut kejelian maksud dari kalimat tertentu. Tetapi jawabannya sangat berbeda, hanya saja maksudnya sama. Sehingga setiap soal harus dibaca dengan teliti dengan waktu yang cepat.

“Soalnya tidak terlalu sulit, namun membutuhkan kejelelian dan kecepatan. Karena ada beberapa soal jebakan seperti susunan kalimat yang tidak benar dan harus teliti serta berulang-ulang dibaca. Tetapi saya mendapat pengalaman baru dan ilmu baru tentunya, soal bahasa Indonesia,” tutupnya.