Menurutnya, faktor keluarga menjadi faktor yang sangat menentukan. Oleh sebab itu, penting adanya pendidikan karakter sejak usia dini oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kemudian, langkah kooperatif antar berbagai pihak serta rehabilitasi untuk para remaja juga diperlukan dalam menangani fenomena tersebut.
“Kalau ketiga faktor itu sudah sejalan, Insya Allah akan berhasil,” tambahnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, salah seorang Sosiolog asal Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Siti Arieta menilai, itu terus berulang karena terjadi pada anak-anak yang dapat dikatakan sedang dalam mencari jati diri.
Selain itu biasanya mereka memiliki tujuan tersendiri seperti mendapatkan hadiah atau sebagainya.
“Kalau dari teori sosiologi, ada namanya pertukaran sosial. Pasti ada stimulus,” ujar Siti.
Ia menambahkan gaya hidup yang mulai terbawa dengan nuansa metropolitan sehingga saling cuek satu sama lain tentu tak layak untuk ditiru.
Siti pun sepakat, sikap generasi muda itu harus dibentuk sejak dini dari kalangan terdekat yakni keluarga. Dengan demikian berbagai perilaku setiap anak dapat terkontrol sejak dini.
