KARIMUN – Hasil analisis kinerja PT. Pelabuhan Karimun (Perseroda) pada Triwulan III 2024 menunjukkan sejumlah tantangan yang perlu menjadi perhatian manajemen dan pemerintah daerah sebagai pemilik BUMD strategis ini.
Berdasarkan laporan analisis divisi, sejumlah permasalahan teridentifikasi di berbagai lini operasional perusahaan.
Divisi Operasional mencatat kinerja Parit Rempak yang hanya mencapai 62,85% dari target yang ditetapkan. Kondisi ini diperparah dengan ketergantungan tinggi pada komoditas tertentu seperti BBM dan frozen food yang meningkatkan risiko operasional perusahaan.
Dari sisi keuangan, beban operasional yang mencapai Rp. 9,77 miliar telah menyerap sekitar 85% dari total pendapatan perusahaan. Komponen beban gaji tercatat sangat dominan namun belum disertai dengan laporan efektivitas SDM yang komprehensif.
“Struktur biaya yang tidak proporsional menjadi tantangan utama dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan,” ungkap Tegor yang merupakan akademisi di Universitas Karimun.
Aspek sumber daya manusia juga menjadi sorotan dalam analisis tersebut.
Struktur SDM PT. Pelabuhan Karimun masih didominasi oleh lulusan SMA dan SMP, dengan tidak adanya data yang menunjukkan produktivitas atau dampak positif dari program pelatihan yang telah dilaksanakan.
Kondisi ini diperparah dengan struktur SDM yang relatif stagnan sepanjang Triwulan I hingga III tahun 2024.
Dalam bidang legal dan perizinan, terdapat catatan penting mengenai kasus TPR dan piutang STS yang belum terselesaikan sejak tahun 2009. Absennya proyeksi risiko hukum jangka menengah juga menjadi catatan penting dalam bidang ini.
Divisi Sarana dan Prasarana teridentifikasi masih berfokus pada proyek-proyek berskala kecil dengan pendekatan yang cenderung reaktif.
Sementara itu, Divisi Pengembangan Bisnis dinilai memiliki banyak program yang belum menghasilkan pendapatan riil, dengan dampak ekonomi dari kegiatan yang belum terukur secara komprehensif.
Hotel Tanjung Gelam sebagai salah satu unit bisnis PT. Pelabuhan Karimun juga menghadapi tantangan dengan realisasi pendapatan yang hanya mencapai 75% dari target.
Kontribusi dari aplikasi digital tercatat sangat rendah, dan produk tambahan belum memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan.
Menanggapi berbagai tantangan tersebut, sejumlah rekomendasi strategis telah dirumuskan, antara lain audit menyeluruh terhadap performa Parit Rempak, diversifikasi layanan melalui tambat malam dan pengembangan layanan curah, penerapan anggaran berbasis kinerja, peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan teknis dan kepemimpinan, serta percepatan digitalisasi sistem operasional.
Sebagai BUMD strategis yang memiliki peran penting dalam menunjang konektivitas dan ekonomi Kabupaten Karimun, PT. Pelabuhan Karimun dituntut untuk melakukan transformasi komprehensif guna meningkatkan kinerja operasional dan finansialnya.
“Diperlukan pendekatan yang lebih strategis dan terintegrasi dalam mengelola pelabuhan di wilayah kepulauan seperti Karimun,” tambah Tegor dalam keterangannya.
Pemerintah Kabupaten Karimun sebagai pemilik BUMD diharapkan dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk merealisasikan transformasi PT. Pelabuhan Karimun menjadi entitas yang lebih profesional, efisien, dan berdaya saing.