Daring Jangan Buat Boring

Ilustrasi. (Sumber: Kompas. Com)

Batam, Ulasan. Co – Kemunculan virus Covid-19 berhasil meluluskan pembelajaran daring diterapkan di berbagai jenjang pendidikan. Tak terkecuali di Indonesia, sejak mewabahnya virus ini sistem pembelajaran berubahan drastis. Sejak bulan Maret, pembelajaran daring menjadi sebuah pilihan kementerian pendidikan dan kebuayaan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Pelaksanan pembelajaran yang mulanya dilakukan secara tatap muka berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh. Repotnya, orang tua memiliki peran sebagai pendidik di rumah. Tidak sedikit orang tua yang mengeluh dalam membelajarkan anaknya di rumah. Begitu pun halnya guru, guru mau tidak mau harus melek terhadap kemajuan tekhnologi di era sekarang ini. Perubahan sistem pembelajaran membuat anak terkejut dan harus beradaptasi dengan pembelajaran daring ini. Sudah berbulan-bulan anak dibelajarkan di rumah, tentunya membawa masalah yang terjadi pada anak. Anak mudah merasa bosan. Tuntutan tugas yang harus dipahami anak melalui pembelajaran jarak jauh tanpa bertatap muka dengan guru membuat anak kesulitan dalam belajar. Terlebih lagi pembelajaran daring ini sangat bergantung pada kelancaran akses internet, menjadi salah satu faktor keberhasilan anak dalam mendapat informasi pembelajaran. Permasalahan anak semakin kompleks semenjak wabah pandemi ini. Hal ini relevan dengan jawaban dari sebuah situs komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), bahwasanya banyak siswa mengalami tekanan secara psikologis hingga terancam putus sekolah diakibatkan banyaknya masalah yang muncul sealama pembelajaran daring ini. Dilansir dari medcom.id kebanyakan mayoritas anak terkendala tidak dapat mengakses pembelajaran daring ini. Untuk itu agar pembelajaran daring ini ini tidak berakhir menjadi boring perlu untuk pendidik maupun calon mendidik mengingat hal-hal di bawah ini:

Jangan Abaikan Kebermaknaan Belajar

Menurut teori belajar bermakna Ausubel, ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu informasi yang didapatkan dari sesuatu penyampaian yang bermakna akan lebih lama diingat, informasi-informasi baru yang didapatkan dapat dikaitkan dengan konsep-konsep yang pelajaran sebelumnya sehingga siswa dapat mengkaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang sedang dipelajarinya dan yang terakhir kebaikan dari belajar bermakna ialah pembelajaran yang pernah terlupakan setelah sebelumnya pernah dipelajari masih meninggalkan bekas ingatan sehingga siswa dapat mudah mempelajari materi yang serupa walaupun siswa itu sudah lupa. Pertanyaanya apakah pembelajaran daring yang membuat siswa menjadi boring sudah menerapkan teori belajar bermakna Ausubel? Jika belum, penting seorang guru mendesain pembelajaran daring ini tanpa melupakan hakikat dari pembelajaran bermakna.

Jangan Terlalu Monoton

Karakter tiap siswa tidaklah sama. Bahkan di dalam keluarga sekali pun tidak ada anak memiliki sifat yang sama dengan sifat saudara-saudaranya yang lain. Ada tipe murid yang mudah bosan dengan sistem pembelajaran itu-itu saja alias monoton. Terlebih lagi kondisinya sekarang anak sudah berbulan-bulan dibelajarkan dari rumah. Jika seorang guru tidak mampu membawakan pembelajaran daring ini dengan menarik, siswa akan mudah jenuh dan dampak buruknya siswa dengan mudah meninggalkan pembelajaran tersebut. Era revolusi industri 4.0 dimana kita memasuki zaman yang serba digital menuntut guru bahkan siapapun lebih melek terhadap kecanggihan tekhnologi. Maka tak heran keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 ialah keterampilan berpikir kreatif sebab orang kreatif akan mampu menciptakan hal-hal yang baru. Cobalah untuk memberikan sedikit sentuhan yang berbeda supaya siswa yang diajar akan tertarik dan tentunya akan semangat belajar meskipun belajarnya hanya dari rumah. Sentuhan-sentuhan sederhana itu bisa berupa pemberian lagu/irama yang penuh semangat dan pemberian game.

Jangan Hanya Jejali Siswa Dengan Tugas-Tugas

Pemberian tugas yang diberikan oleh guru memanglah hal yang mudah dilakukan. Terlebih lagi di masa pandemi ini, satu-satunya metode pembelajaran yang paling mudah untuk dilakukan ialah dengan metode penugasan. Namun penting untuk digaris bawahi, tidak semua anak dapat mandiri mengerjakan tugas-tugas tanpa bimbingan langsung oleh guru. Proses pembelajaran yang berlangsung secara tatap muka saja jika pemilihan strategi pembelajaran guru tidak tepat saja akan merugikan siswa, apalagi pembelajaran jarak jauh seperti ini dimana interaksi siswa dengan guru terbatas. Jadi jangan menjejali siswa dengan banyaknya tugas melainkan berusaha untuk mengemas pembelajaran agar tetap menarik untuk dipelari meskipun di tengah pandemi. Covid-19 memang sudah berhasil meluluskan pembelajaran daring ini untuk diuji cobakan kepada anak bangsa. Kendati demikian, anak tetaplah generasi bangsa yang berharap untuk dicerdaskan.

Tri Handayani, S.Pd. (Guru SDN 003 Batu Ampar, Batam)

Editor: Udin