Kematian Ikan Akibat Kekurangan Oksigen di Danau Maninjau Hampir 1.000 Ton

Kematian Ikan Akibat Kekurangan Oksigen di Danau Maninjau Hampir 1.000 Ton
Bangkai ikan di Danau Maninjau. Foto: Antara

Lubukbasung – Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat kematian ikan di Danau Maninjau mencapai 997 ton pada Kamis (23/12). Sebelumnya, kematian ikan hanya 912 ton pada Senin (20/12).

“Ikan mati mendadak itu bertambah 85 ton pada Kamis (23/12),” kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Kamis.

Baca juga: Ratusan Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Maninjau Sumbar

Ia mengatakan, ke 85 ton ikan mati itu tersebar di Nagari Sungai Batang 50 ton, Nagari Tanjung Sani 20 ton dan Nagari Maninjau 15 ton. Dengan bertambahnya ikan mati di Nagari Tanjung Sani, maka total kematian di nagari itu menjadi 420 ton.

“Sebelumnya kematian ikan di Nagari Tanjung Sani 400 ton,” katanya.

Ia mengakui, kematian ikan itu sudah meluas di delapan nagari atau seluruh nagari yang ada di sekitar danau vulkanik itu yakni, Nagari Sungai Batang 50 ton, Nagari Tanjung Sani 420 ton dan Nagari Maninjau 15 ton, Nagari Koto Kaciak 300 ton, Nagari Koto Malintang 12 ton, Nagari Koto Gadang Anam Koto 200 ton.

Baca juga: 20 Ton Ikan Kerapu Sumbar Kembali Diekspor Ke Hong Kong

Untuk di Nagari Bayua, tambahnya sedang dalam pendataan petugas penyuluh kecamatan. “Anggota sedang mendata kematian ikan, karena kita mendapatkan informasi adanya ikan mati di nagari itu,” katanya.

Ikan itu mati akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda daerah itu. Dengan kondisi itu, oksigen di perairan danau vulkanik itu berkurang, sehingga ikan menjadi pusing dan mati.

“Kematian ikan 997 ton ini terjadi semenjak 6 sampai 21 Desember. Saya menyayangkan petani membuang bangkai ikan ke danau, sehingga terjadi pencemaran,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *