Kominfo Umumkan 10 Sektor Prioritas Transformasi Digital Indonesia

Siaran Analog Dihentikan Mulai 2 November 2022
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate. Foto: Antara

Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan transformasi digital Indonesia fokus pada sepuluh sektor prioritas demi mempercepat terwujudnya infrastruktur, pemerintahan, ekonomi dan masyarakat digital.

Kesepuluh sektor yakni transportasi dan pariwisata digital, perdagangan digital, jasa keuangan digital, media dan hiburan digital, pertanian dan perikanan digital, real estate dan perkotaan digital, pendidikan digital, kesehatan digital, digitalisasi perindustrian, serta digitalisasi pemerintahan.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, Pemerintah sudah menyusun peta jalan Indonesia Digital tahun 2021-2024. Peta itu sebagai panduan strategis yang memandu perjalanan transformasi digital bangsa.

“Berisi 100 inisiatif utama untuk dilaksanakan secara kolaboratif bersama dengan seluruh kementerian, lembaga pusat dan daerah, pelaku usaha, serta masyarakat umum dalam 10 sektor prioritas tersebut,” kata Johnny dalam diskusi online “Aman Bertransaksi di Era Digital”, dikutip dari keterangan pers, Kamis (09/09).

Baca juga: Menkominfo: Tiga Tanggungjawab Pers Dimasa Pandemi

Pandemi COVID-19 dan revolusi industri 4.0 menjadi salah satu faktor katalis yang mengakselerasi agenda transformasi digital.

“Momentum ini juga dapat mendorong terciptanya transformasi ekonomi pada tiga fokus utama, yakni hilirisasi ekonomi khususnya di sektor digital, digitalisasi UMKM, dan ekonomi hijau,” tuturnya.

Johnny berharap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dapat memberikan dampak positif pada perekonomian nasional pada 2021 dan 2022 mendatang.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan pulih, tumbuh di atas 4,4 persen untuk tahun ini. Pertumbuhan diprediksi menguat menjadi 5 persen pada 2022 mendatang.

Pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini didorong secara secara berimbang oleh pertumbuhan wilayah emerging market and developing economies, yang diprediksi mengalami pertumbuhan sekitar 6 persen. Sementara itu, wilayah advance economies diproyeksikan tumbuh sekitar 5,4 persen.

Secara keseluruhan, 90% perekonomian negara maju diperkirakan akan pulih tahun 2022 ketika pendapatan perkapita sebelum pandemi.

“Sementara hanya sekitar sepertiga dari negara emerging market and developing ekonomies yang dapat mencapai kondisi serupa, yaitu kembali kepada tingkat pendapatan perkapita sebelum pandemi,” kata Johnny.

Baca juga: Kominfo Kebut Pembangunan Infrastruktur Digital di 2022

Indonesia menjadi satu dari empat negara lainnya di dunia yang diprediksi pertumbuhan ekonominya mencapai kondisi serupa, yakni di antaranya China, Indonesia, Thailand, dan Brazil. Meski perekonomian dunia diprediksi pulih tahun 2021, ada beberapa resiko tetap perlu diantisipasi.

“Seperti kemungkinan wabah COVID-19 yang berulang dan besar di tengah situasi vaksinasi yang tertunda dan tidak merata, tekanan keuangan khususnya yang disebabkan oleh tingkat hutang yang meningkat, dan kebijakan fiskal yang agresif dalam upaya mengatasi pandemi,” kata Johnny.

Perekonomian dunia sedang mengalami pemulihan, pertumbuhan global diprediksi mencapat 5,6 persen pada 2021. Angka tersebut sebagian besar ditopang oleh faktor akses vaksin COVID-19 yang stabil, meski pun belum merata di seluruh dunia.

Pewarta: Antara
Editor: Albet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *