JAKARTA – PT Pertamina (Persero) telah melaporkan kinerjanya untuk tahun buku 2021 kepada pemerintah sebagai pemegang saham dengan mencetak laba bersih sebesar Rp29,3 triliun.
Keuntungan tersebut mayoritas diperoleh dari pendapatan sektor hulu yang meningkat tajam. Sebaliknya di sektor hilir masih mengalami kerugian akibat biaya produksi yang tinggi.
Pjs. Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari menjelaskan kinerja keuangan Pertamina menjadi positif dengan perolehan laba pada tahun buku 2021 yang lonjakan hingga hampir dua kali lipat. Keuntungan tersebut merupakan laba konsolidasian dari seluruh lini bisnis Pertamina dari hulu, pengolahan, dan hilir.
“Laba yang diperoleh secara keseluruhan merupakan gabungan dari enam subholding dan anak usaha di bawahnya, namun kontribusi terbesar yang menjadi laba bersih mayoritas bersumber dari sektor hulu karena adanya windfall dengan kenaikan harga ICP,” ungkap Heppy dilansir dari laman resmi Pertamina, Jumat (10/06).
Baca juga: Pertamina Raih Penghargaan Sustainability Business Award 2022
Adapun untuk sektor hilir, khususnya pemasaran dan distribusi BBM dan LPG saatnya ini statusnya masih merugi karena beban biaya produksi BBM yang tinggi, karena komponen terbesarnya adalah minyak mentah.
“Pertamina sangat mengapresiasi dukungan penuh Pemerintah melalui pembayaran kompensasi BBM penugasan dan penambahan subsidi energi pada APBN 2022.”
“Hal ini sangat berarti untuk menyeimbangkan keuangan perusahaan dan tentu berdampak positif untuk menjaga daya beli masyarakat,” tandas Heppy. (*)