JAKARTA – Pasukan Rusia dilaporkan telah menghancurkan gudang amunisi sistem peluncur roket HIMARS bantuan Amerika Serikat (AS) yang dioperasikan pasukan Ukraina.
Selain meratakan gudang roket HIMARS Ukraina, Rusia juga menembak jatuh satu jet tempur Sukhoi Su-27 (NATO:Flanker) dalam 24 jam terakhir seperti yang dilaporkan military cognizance.
Kemudian 8 Juli kemarin, Kementerian Pertahanan Rusia juga mengumumkan, bahwa di wilayah Donetsk Rusia menghancurkan 3 unit tank Ukraina, 6 unit kendaraan tempur infanteri, 1 sistem artileri gerak sendiri M109 Paladin buatan AS, dan sebuah howitzer D-30.
Rusia juga mengklaim , bahwa serangan tersebut menewaskan kurang lebih 500 prajurit di depot amunisi untuk penyimmpanan sistem roket multi-peluncuran HIMARS buatan AS.
Sistem pertahanan udara Rusia menembak jatuh jet tempur Su-27 Ukraina di Novogrigorovka, Kherson serta mencegat 6 roket HIMARS, dan 17 drone.
Di zona selatan Donetsk dan Zaporizhia, Rusia juga mencegat serangan pasukan Ukraina dan menyingkirkan 170 prajurit, tiga kendaraan tempur infanteri, satu sistem artileri M777 buatan AS, dan satu meriam artileri.
Howitzer self-propelled CAESAR buatan Prancis, 1 howitzer self-propelled Gvozdika, 2 howitzer Msta-B dan 2 D-20, serta depot amunisi.
Di Kupyansk, Ukraina harus kehilangan 30 tentaranya. Kemudian Ukraina juga kehilangan stasiun radar antipesawat AN/TPQ-50 buatan AS, howitzer D-20, sistem artileri M777, dan howitzer self-propelled Akatsiya.
Baca juga: Rusia Hancurkan 16 Tank Leopard Buatan Jerman di Ukraina
Di arah Kherson, Rusia mengatakan, 40 tentara Ukraina telah dimusnahkan, bersama dengan tank dan senjata self-propelled Gvozdika. Depot bahan bakar di kota Zaporizhia juga hancur.
Situasi di garis depan masih sangat tegang, karena Ukraina melancarkan operasi serangan balasan di seluruh lini depan, kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Sementara itu, Mykhailo Podoliak, penasihat Kantor Presiden Ukraina, berpendapat bahwa perang di Ukraina tidak dapat berlangsung selama bertahun-tahun karena alasan terkait sumber daya.
Menurutnya, potensi sumber daya Ukraina semakin meningkat. Meskipun Barat belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan senjata Kiev, industri pertahanan meningkatkan produksinya.
Dia mengatakan, bahwa di masa depan, Ukraina akan menerima semua senjata yang mereka inginkan. Namun di sisi lain, pejabat Ukraina mengatakan, bahwa sumber daya Rusia semakin menipis.
“Perang itu ada baik dan buruk. Rusia telah menghabiskan banyak uang untuk konflik ini,” katanya, menunjukkan bahwa Rusia akan mampu menghadapi tantangan tersebut secara ekonomi.
Menurut Podoliak, membekukan konflik adalah skenario terbaik bagi Rusia untuk memberi Moskow waktu untuk mengkonsolidasikan, dan memperkuat kemampuan militernya, tetapi Ukraina tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Baca juga: Baghdad Beli 12 Jet Tempur JF-17 Thunder Block-III Gantikan F-16