Kolombia Batal Beli Jet Tempur Rafale, Status Operasional KFIR Diperpanjang

Jet tempur KFIR Block-60 Angkatan Udara Kolombia atau FAC bikinan Israel. (Foto:Merco)

KOLOMBIA – Menyusul batalnya kesepakatan pengadaan 16 unit jet tempur Rafale bikinan Dassault Aviation dari Prancis, Kolombia terpaksa memperpanjang status operasional jet tempur tua KFIR bikinan Israel hingga 2024.

Untuk saat ini Kolombia berkonsentrasi memperpanjang masa pakai jet tempur KFIR, dengan pihak produsenya yakni Israel Aircraft Industries (IAI) untuk menjamin perawatan jet bersayap delta itu hingga 2024.

Kolombia telah menyepakati kontrak senilai 29 juta USD dengan IAI, untuk meningkatkan masa pakai KFIR yang dioperasikan Angkatan Udara Kolombia atau Fuerza Aerea Colombiana (FAC)

Kesepakatan kontrak dengan IAI, telah ditandatangani pada pekan yang sama ketika Kolombia mengumumkan membatalkan rencana untuk membeli Rafale pada akhir tahun 2022 lalu.

Dengan kesepaktan senilai 29 juta USD itu, pihak IAI menyediakan pemeliharaan tipe I dan II yang terjadwal dan tidak terjadwal untuk peningkatan armada KFIR milik FAC.

Pemeliharaan skala besar KFIR Kolombia akan mencakup serangkaian item dan komponen penting, selain melakukan inspeksi dan overhaul khusus pada mesin pendorongnya yakni General Electric J-79J1EQD.

Baca juga: Kolombia Telat Eksekusi Kontrak Rafale, Wacana Pilih Gripen Menguat
Cockpit jet tempur KFIR Block-60 bikinan Israel yang dioperasikan FAC sudah menggunakan glass cockpit. (Foto:Pinterest)

Kolombia memperoleh jet tempur KFIR pada tahun 1989 sebanyal 24 unit, antara kurun waktu tahun 2009 hingga 2017 bekas pakai Angkatan Udara Israel atau Israeli Air Force (IAF).

Ketika diakuisisi Kolombia, 24 unit KFIR bekas pakai IAF tersebut mengalami modernisasi yang cukup besar dan siap operasional dan dilengkapi paket persenjataan seperti peluru kendali (Rudal).

Kolombia terpaksa menunda keinginannya, untuk memperoleh jet tempur canggih seperti Rafale dari Perancis. Lantaran penandatanganan kontrak dengan Perancis tidak tercapai, hingga batas waktu tanggal 31 Desember 2022 lalu, menurut media setempat.

Pemerintah Kolombia telah menyediakan anggaran pendamping untuk pembayaran 3-4 Rafale batch pertama buatan Dassault Perancis. Namun karena batas waktu terlewati, hal itu membutuhkan negosiasi baru dengan pihak Perancis.

Dengan dibatalkannya kesepakatan pembelian Rafale, tentunya menjadi angin segar bagi produsen jet tempur lainnya yang sebelumnya ambil bagian dalam tender pengadaan pesawat tempur oleh Pemerintah Kolombia.

Selain Dassault Aviation dari Prancis menawarkan Rafale, ada pabrikan Lockheed Martin mengandalkan F-16 Viper dan SAAB dari Swedia menawarkan JAS39 Gripen. Terkahir ada BAE Systems Inggris dengan mengajukan proposal jet tempur Eurofighter Typhoon.

Baca juga: Kolombia Beberkan Alasan Terpilihnya Jet Tempur Rafale untuk FAC