Kolombia Beberkan Alasan Terpilihnya Jet Tempur Rafale untuk FAC

Rafale
Pesawat tempur Rafale M dari Dassault Aviation bikinan Prancis yang akan dibeli Indonesia. (Foto:Seaforce)

JAKARTA – Belum lama ini Kolombia resmi menyatakan Rafale sebagai pemenang tender pengadaan jet tempur, untuk Fuerza Aérea Colombiana (FAC) dari tiga pesaingnya.

Ketika Kolombia mengumumkan tender pengadaan 16 unit jet tempur, empat pabrikan jet tempur terbaik dari daratan Eropa dan Amerika Serikat (AS) mengirimkan proposal penawaran.

Masing-masing yakni F-16v dari Amerika Serikat, SAAB Gripen dari Swedia dan Eurofighter Typhoon dari BAE System Inggris serta Dassault Rafale dari Prancis.

BAE System Inggris menawarkan jet tempur Eurofighter Typhoon Tranche I. Sedangkan, Swedia menyodorkan SAAB Gripen E yang merupakan produk terbaru.

Kemudian, pabrikan Lockheed Martin menawarkan kasta tercanggih dari varian F-16 ‘Viper’. Terakhir, pabrikan Dassault Aviation dari Prancis mengajukan Rafale.

Dijadwalkan, dalam beberapa hari ke depan kontrak pembelian Rafale tahap pertama senilai 680 juta USD untuk 3-4 Rafale akan ditandatangani dari rencana total pembelian 16 unit.

Kolombia berencana membeli 16 unit jet tempur omnirole Rafale, terdiri dari 12 varian kursi tunggal dan 4 varian kursi tandem senilai total 3,2 miliar USD.

Mengapa Kolombia memilih Rafale, lantaran pembiayaan untuk pembelian ini akan ditanggung oleh Pemerintah Perancis untuk dicicil selama 20 hingga 25 tahun.

Dalam sebuah unggahan di akun Twitter-nya, Kantor Kepresidenan Kolombia mengatakan, proposal Rafale adalah pilihan terbaik untuk negaranya dalam hal harga, efisiensi dan pengoperasiannya.

Pengiriman pesawat direncanakan dimulai tahun 2025. Kolombia telah mempertimbangkan untuk penggantian armada tempur Kfir bikinan Israel selama beberapa tahun.

Sementara pesawat kompetitor telah dinilai, yaitu Lockheed Martin F-16 ‘Viper’ Block 70, Saab Gripen, dan Eurofighter Typhoon Tranche 1 bekas seperti yang diwartakan airspacereview.

Hasil penilaian Kolombia terhadap pesawat-pesawat tersebut adalah sebagai berikut:

Proposal F-16V dinilai kaku

Jet tempur F-16V Block 70 dan JAS-39 Gripen E yang kalah bersaing pada tender pengadaan jet tempur Angkatan Udara Kolombia. (Foto:Ist_grafis/Ulasan.co/Wahyoe Why)

Jet tempur F-16V awalnya menjadi pilihan terdepan bagi Kolombia, namun tersingkir pada tahap penilaian akhir. Angkatan Udara Kolombia (FAC) memberikan kesimpulan, bahwa dari sisi perangkat peperangan elektronik F-16V lebih rendah dibanding Kfir buatan Israel.

Atas dasar penilaian itu, Lockheed Martin selaku produsen F-16 tidak mau mengubahnya.

Kemudian, rudal udara ke udara Python 5 lebih baik daripada versi Sidewinder yang ditawarkan dengan F-16V.

Lagi-lagi Lockheed Martin juga menolak, untuk mengintegrasikan rudal Python dan Derby, serta bom berpemandu laser SPICE yang sekarang digunakan oleh FAC ke F-16V.

Pemerintah AS menawarkan F-16V, hanya dengan rudal udara ke udara Sidewinder dan AMRAAM.

SAAB Gripen alternatif terbaik kedua

Awalnya FAC menilai Gripen tidak memimpin dalam bidang kemampuan apa pun pada permulaan kompetisi. Tetapi kemudian membuktikan sebagai yang terbaik kedua terbaik dalam segala hal.

Disebutkan juga, Gripen mengalami masalah integrasi besar di Brasil dengan sistem udara ke udara dan udara ke permukaannya yang tidak beroperasi penuh.

Faktor lainnya adalah masalah produksi untuk Brasil dan Swedia memiliki prioritas, maka waktu pengiriman Gripen akan sangat lama.

Eurofighter Typhoon jet mahal, perawatannya rumit

Eurofighter Typhoon adalah pesawat yang sangat mumpuni, bahkan lebih baik dari Rafale dalam beberapa hal. Tetapi, pesawat ini sangat mahal dan rumit perawatannya.

Namun FAC ingin membeli Typhoon Tranche 3, tetapi pihak Eurofighter hanya menawarkan Tranche 1 dan 2 untuk pengiriman segera.

Pesawat Typhoon Tranche 3 memiliki waktu pengiriman yang sangat lama, dan biaya lebih tinggi dibandingkan pesaing lainnya.

Jet tempur Eurofighter Typhoon Tranche III bikinan Airbus dan BAE System. (Foto:Official Eurofighter Typhoon)

Rafale bisa dikirim lebih cepat

Selain menyediakan rudal udara ke udara Meteor untuk Rafale Kolombia, juga menyetujui untuk mengintegrasikan rudal Derby dan Python 5 buatan Israel serta bom SPICE ke pesawat Rafale Kolombia.

Kesanggupan Perancis tersebut ini akan menjadikan Rafale sebagai yang terunggul dibanding kompetitor lainnya.

Bahkan Prancis menyanggupinya, untuk mengirimkan pesawat pertama satu tahun setelah kontrak ditandatangani. Ini adalah waktu pengiriman tercepat dari tawaran semua pesaing.

FAC menilai hal ini sangat penting karena armada Kfir akan pensiun pada akhir tahun 2023 setelah beroperasi selama 42 tahun dan mengabdi di FAC selama 30 tahun.