Krisis Air Bersih di Batam Mengkhawatirkan

Krisis Air Bersih di Batam
Firman mengambil air di depan jembatan layang Laluan Madani. (Foto: Muhamad Ishlahuddi)

BATAM – Sebagian warga Kota Batam, Kepulauan Riau, sedang menghadapi darurat air bersih. Sebab, pasokan aliran air ke rumah warga terputus.

Pasokan air terputus akibat kebocoran pipa pada pengerjaan jalan. Proyek pembangunan jalan yang dilakukan di Batam menyebabkan kerusakan serius pada dua pipa induk yang mengalirkan pasokan air ke berbeberapa wilayah.

Warga harus menghadapi kendala berupa pasokan air yang terputus secara tidak teratur atau bahkan tidak ada sama sekali untuk beberapa waktu.

Hal ini mengakibatkan ketidaknyamanan yang luar biasa, terutama dalam menjalankan aktivitas sehari-hari seperti kegiatan rumah tangga, berbisnis, atau bahkan kegiatan pendidikan.

Warga Bengkong misalnya, empat hari dilanda mati air, mereka rela mengambil air kubangam demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Air mati, dari mana kami bisa dapat air. Kubangan bekas bekas bangunan itulah bisa kami manfaatkan untuk sementara,” kata Ela, Senin (20/06).

Kubangan air yang semula menjadi tempat anak-anak bermain kini beralih fungsi jadi tempat penampungan kebutuhan air warga sekitar saat hujan turun.

“Enggak takut, soalnya nampaknya bening dan tak ada binatang. Kebutuhan mendesak juga karena tak ada sumber air yang lain,” katanya.

Imas, warga lainnya harus melakukan hal yang sama untuk kebutuhan utama mereka. Membeli air tangki bukan jawaban, sebab uang jadi alasan warga takingin membeli. ” Rp1 juta, per 5.000 liter. Gak sanggupkami beli,” katanya.

Warga lain di kawasan Baloi Kolam juga merasa kekurangan air. Firman misalnya, dia mengakui, air leding sempat mengalir di ruli mereka. Namun, beberapa waktu tak lagi mengalir.

Mereka akhirnya mengambil air dari aliran pipa di kawasan jembatan layang Laluan Madani.

“Ini lagi yang ada. Kami sehari tiga kali angkat. Anak empat, mana cukup sekali,” kata Firman.

Dirinya sudah beberapa bulan mengambil air di sana, syukurnya takada penyakit yang mendatanginya. Ia meyakini, air tersebut bersih dan bebas dari kuman.

“Semogalah tetap aman. Sejauh ini takada yang sakit. Kami masak juga dulu airnya,” kata dia.

Meregang Nyawa karena Air

Ja’far, lansia 71 tahun, warga perumahan Sumberindo, Kelurahan Tanjungul Uncang, Kecamatan Batu Aji, harus meregang nyawa usai begadanag menunggu aliran air yang hidup hanya di pukul 01.00 WIB hingga 05.00 WIB dini hari, Rabu, 14 Juni 2023 lalu.

Menurut Aryati, istrinya Ja’far, suaminya tiba-tiba jatuh saat duduk menampung air yang alirannya kecil. Nyawanya tidak dapat diselamatkan karena ia tidak bergerak setelah jatuh.

Korban terjatuh karena kondisi fisik dan kesehatannya yang menurun akibat kurang tidur di malam hari. Rutinitas begadang seperti yang dilakukan Ja’far umum dilakukan oleh masyarakat di Tanjung Uncang, tetapi Ja’far, sebagai seorang lansia, tidak sekuat warga yang lebih muda.

Ketua RT 02 Sumberindo, Sakri Siregar, mengonfirmasi kejadian tersebut. Nasib buruk yang menimpa Ja’far adalah hasil dari krisis air bersih yang dialami oleh masyarakat Tanjunguncang. Banyak warga yang jatuh sakit akibat sering begadang di malam hari.

“Beberapa warga juga ada yang dirawat di rumah sakit. Ini semua terjadi karena masalah air. Kondisi pasokan air bersih di lingkungan kami memang sangat buruk. Pengiriman melalui mobil tangki juga jauh dari memadai. Kami benar-benar menderita,” ujar Sakri, Sabtu (17/6).

Legislator Angkat Bicara

Masalah pasokan air bersih di Kota Batam tidak hanya menyebabkan penderitaan bagi warga setempat, tetapi juga dapat dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh Pemerintah Daerah, menurut Ketua DPRD Batam, Nuryanto.

“Kami akan mengadakan rapat koordinasi lintas sektor untuk menyelesaikan masalah air bersih ini,” kata Cak Nur, sapaan akrabnya.

Air bersih adalah kebutuhan dasar yang harus dinikmati oleh seluruh masyarakat Kota Batam, sesuai dengan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Menurutnya, pemenuhan hak dasar akan air bersih yang sehat juga memiliki dimensi lingkungan hidup dan hak asasi manusia yang luas. Oleh karena itu, diperlukan regulasi untuk memastikan bahwa hak atas air bersih dapat dipenuhi.

“Air merupakan hak asasi manusia yang juga merupakan aspek penting dalam kesejahteraan hidup manusia. Air bukan hanya kebutuhan konsumsi, tetapi juga penopang kehidupan manusia dalam berbagai aspek,” kata Nuryanto.

Menurutnya, apa yang terjadi di Kota Batam adalah masalah kualitas, kuantitas, dan kelanjutan pasokan air yang serius. Jika Pemerintah Daerah belum dapat memenuhi kebutuhan ini, secara tidak langsung mereka telah melanggar HAM.

Ia meminta agar Pemerintah Daerah, termasuk Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemerintah Kota Batam, sungguh-sungguh memperhatikan dan bertindak dengan nurani. Jika hanya mengedepankan keuntungan semata dan mengorbankan kepentingan dasar warganya, Pemerintah Daerah dapat dikatakan tidak hadir dalam memenuhi hak dasar masyarakat, terutama kebutuhan akan air bersih, dan melanggar HAM.

“Jika tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dapat dikatakan bahwa Pemerintah Daerah telah melanggar HAM. Kita tidak ingin ada lagi korban jiwa seperti ini. Jika masalah ini diabaikan, berapa lagi korban jiwa yang harus tumbang? Oleh karena itu, kami meminta agar Pemerintah Daerah, sebagai perwakilan negara, hadir dan memberikan yang terbaik bagi warganya,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi I DPRD Batam, Tumbur M Sihaloho, mengomentari terkait pipa induk yang bocor.

Ia menilai, takada koordinsi yang baik antara perusahaan pekerja proyek dengan pihak konsorsium air bersih di Kota Batam. Sebab, kerap kali kebocoran terjadi saat pengerjaan jalan di Kota Batam.

“Kalau koordinasinya bagus, tentu kebocoran ini tidak akan terjadi. Alat-alat berat itu tidak akan membuat pipa ini bocor. BP Batam juga harusnya bisa berperan di sini,” kata Tumbur.

Reaksi Pemerintah

Pemerintah setempat telah memberikan tanggapan atas krisis air ini. Mereka telah memperbaiki kebocoran pipa dan memulihkan pasokan air ke wilayah yang terdampak. Perlahan air telah mulai mengalir kembali meski dengan itensitas kecil.

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, memberikan atensi serius terhadap permasalahan air yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.

Rudi menyayangkan, polemik air bersih tersebut memberikan dampak buruk terhadap kebutuhan masyarakat Kota Batam.

Oleh sebab itu, Rudi pun memerintahkan SPAM BP Batam dan PT Air Batam Hulu – Hilir (ABH) untuk segera menyikapi persoalan yang ada sampai tuntas.

“Saya minta permasalahan air harus segera selesai dan tuntas. Bukan hanya masalah di hilir, tapi persoalan di hulu juga,” kata Rudi.

Mengingat, DAM Muka Kuning baru yang berkapasitas 350 liter per detik itu berfungsi untuk menambah air ke daerah yang saat ini sulit dijangkau.

“SPAM BP Batam dan PT ABH harus saling sinergi dan berkoordinasi dalam menyikapi polemik ini,” kata Rudi.

Baca juga: Warga Bengkong Terpaksa Ambil Air Kubangan

Baca juga: Krisis Air Bersih di Batam, Warga Rela Ambil Air di Parit

Tidak hanya masalah kebocoran pipa, pria yang juga menjabata Wali Kota Batam itu memberikan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat yang berada di _stress area_. Sehingga, kebutuhan dapat terpenuhi ke depannya.

Rudi juga berkomitmen agar kondisi tersebut tak berlarut hingga merugikan banyak pihak. Sehingga, pihaknya pun berencana untuk membentuk tim khusus agar permasalahan air dapat terselesaikan dengan baik.

“Kalau perlu tim khusus, kita akan bentuk. Saya tidak mau masyarakat jadi korban,” kata dia.

Sementara, Direktur Operasional PT Air Batam Hulu – Hilir (ABH), Muji Aman, menegaskan bahwa perbaikan terhadap pipa bocor masih terus berlangsung.

Pihaknya berkomitmen untuk memulihkan pasokan air kepada masyarakat seiring pengerjaan yang dilakukan.

“Kami sudah berjanji ke masyarakat, bulan September semua persolan kebocoran sudah selesai. Dalam dua bulan ini, kami juga akan berusaha untuk terus kerja keras menuntaskan permasalahannya. Tidak hanya masalah kebocoran, tapi juga pemenuhan air di daerah yang sulit dijangkau juga akan kami maksimalkan,” ungkapnya. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News