Indonesia Itu Merdeka atau Mesti Dimerdakakan?

Angga Putra Pratama (Foto: istimewa)

Nah, yang masih menjadi pertanyaan besar adalah apakah bangsa kita “Merdeka” ? bagaimana teori nya dan seperti apa konsep nya ketika kita menganggap diri Merdeka, sedangkan kita masih terbelenggu dengan keresehan, kegelisahan, kebodohan, dan kita di-mode senyapkan oleh pemerintah dengan dalih aksi yang bermanfaat, aksi nyata dan pemerintah bersinergis dengan berbagai organisasi dalam melancarkan strateginya.

Akan tetapi, tanpa kita sadari kita dibungkam dengan projek kemanusiaan sebagai manuvernya, daya kritis kita tertutupi dengan karena perut kita sudah terisi seolah-olah selesai permasalahan, kita dibikin nyaman, kita didoktrin untuk mendukung upaya yang dilakukan pemerintah, sehingga kita lupa mengingatkan pemerintah dengan kritikan-kritikan agar pemerintah bekerja sesuai dengan relnya. Yang ditakutkan ternyata sudah terjadi salah satunya adalah korupsi bansos.

Jadi polanya adalah seoalah pemerintah membantu masyarakat dengan berbagai bentuk bantuan, tetapi menusuk secara perlahan. Berpuluh bahkan beratus triliun uang yang di kocorkan untuk projek kemanusiaan.

Memang benar ini adalah force majeure namun, seharus nya pemerintah bergerak, bergegas, sigap, dan tegas dalam mengambil sikap bukan hanya dalam bantuan materi saja tetapi tegas pula dalam penerapan aturan serta tindakan pencegahannya dan bukan berleha-leha mencari celah kosong untuk melakukan penyelewengan menunggu permalasahan meluas sehiingga anggaran keluar besar, karena jika dikaitkan ke logika dasar taktis bisnis tangan kotor nya koruptor adalah semakin besar anggaran keluar semakin besar pula potensi perampok mendapatkan hasil rampokannya, kalau dianalogikan dalam berbisnis semakin besar modal yang kita keluarkan semakin besar pula pendapatan kita, begitulah kira-kira.

Hari ini bisa kita lihat, pemerintah sedang mempertontonkan dan mengajarkan bisnis dengan cara langsung praktek berbisnis dengan rakyat. Bidang kesehatan adalah hal paling seksi untuk dijadikan lahan bisnis, karena tidak ada manusia yang tidak membutuhkan kesehatan, dan orang yang sakit selalu ada dari hari ke hari. Inilah yang menyebabkan bidang kesehatan takan ada matinya. Dan, sekarang bidang kesehatan sedang mempertunjukan tajinya, walaupun tidak semuanya bidang kesehatan yang dicurigai, cuman ada pos-pos tertentu yang berpontensi dan hal wajar untuk dicurigai.

Kita lihat saja fenomena hari ini, dalih nya adalah pemutusan rantai penyebaran covid-19, untuk berpergianpun ada syarat terbarukan ditengah fenomena saat ini yakni, harus ada swab PCR atau Antigen, serta Vaksin.

Dengan harga yang begitu fantastis, melebihi harga akomodasi kendaraan umum. Inilah yang dimaksud dengan celah-celah kosong pemerintah dalam berbisnis dengan rakyatnya. Pemerintah di sisi lain membantu rakyat dengan berbagai bantuan, ternyata di lain sisi mereka berbisnis dengan rakyatnya untuk subsidi silang agar pengeluaran yang dikeluarkan tidak begitu besar, bisa jadi pemasukan dari rakyat lebih besar daripada bantuan yang dikeluarkan untuk rakyatnya, bahkan bisa saja korupsinya yang lebih besar dari bantuannya.

Apakah kita masih menganggap bahwa Indonesia Merdeka? Ya, memang tepat tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah, dan ya, Indonesia merdeka tetapi sekarang kemerdekaannya itu bukan atas nama bangsa Indonesia, tetapi atas nama elit pejabat. Karena yang merdeka itu adalah para pejabat pemerintah, kita rakyat masih belum menemukan kemerdekaan dinegri sendiri, bahkan kita merasa asing di bumi kita sendiri.

Miris memang, perjuangan para pahlawan terdahulu yang membela negara dengan mengorbankan nyawanya untuk memerdekakan negeri ini. Tetapi, sekarang banyak orang yang so pahlawan yang mengorbankan nyawa rakyatnya untuk kepentingan pribadi.

Tentunya narasi yang dibangun seharus itu seharusnya bukan 76 Indonesia Merdeka, tetapi seharusnya adalah Memerdakan Indonesia dari pemerintah yang dzolim.
Jadi, dalam merespons fenomena seperti sekarang ini yang mengakibatkan permasalahan daerah, nasional, dan kesulitan bagi rakyat indonesia dan memvalidasi legitimasi kemerdekaan, dibutuhkan komitmen dan kesadaran dari seluruh stakeholder bangsa untuk menyelesaikan tantangan nasional ini dengan penuh integritas dan kebijaksanaan.

Namun, apapun yang terjadi tetap bersyuku dan ikhlas kita manusia hanya bisa berjuang dan tuhan yang mentakdirkan.
Perjuangan milik kita, kemenangan milik Allah.
“Merdekanya bangsa Indonesia dari penjajah adalah dengan cara melawan. Merdekanya bangsa Indonesia dari kedzoliman adalah dengan cara melawan. Dan, merdekanya para elit pemerintah adalah dari loby-loby. Yang membedakannya itu adalah cara juang nya.”

Penulis Angga Putra Pratama
Kabid PTKP HMI Cabang Denpasar

Redaktur: Muhammad Bunga Ashab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *