Salwan Momika, Pria Pembakar Alquran di Swedia Tewas Ditembak

Imigran asal Irak, Salwan Momika saat beraksi membakar salinan Kitab Suci Alquran. (Foto:Dok/Getty Images)

STOCKHOLM – Nasib Salwan Momika (28) berakhir tragis. Warga Irak yang membakar Alquran pada tahun 2023 lalu di Swedia, tewas ditembak ketika sedang live TikTok.

Pria yang membuat marah umat Muslim di seluruh dunia tersebut, dibunuh beberapa jam menjelang sidang kasus pembakaran Alquran di Pengadilan Stockholm, Swedia, Rabu 29 Januari 2025 malam.

Lantaran sudah tewas dibunuh, pihak Pengadilan Stockholm menolak melangsungkan sidang kasusnya, Kamis 30 Januari 2025.

Perdana Menteri (PM) Swedia, Ulf Kristersson menyatakan ada kekuatan asing yang membunuh Momika. Polisi telah menangkap lima orang atas pembunuhan tersebut.

Namun Ulf Kristersson tidak mengatakan, apakah pelaku penembakan itu termasuk di antara mereka yang ditangkap. Dia hanya mengatakan bahwa Dinas Keamanan Swedia telah dilibatkan dalam penyelidikan pembunuhan Momika.

“Saya dapat meyakinkan bahwa dinas keamanan terlibat secara mendalam. Karena jelas ada risiko, bahwa ada hubungan dengan kekuatan asing,” kata Ulf Kristersson seperti dikutip The Guardian, Jumat 31 Januari 2025.

Wakil PM Swedia, Ebba Busch juga mengutuk pembunuhan terhadap Salwan Momika.

“Ini adalah ancaman bagi demokrasi bebas kita. Ini harus dihadapi dengan kekuatan penuh masyarakat kita,” tulis Ebba Busch di akun X.

Sebelum tewas, Salwan Momika adalah seorang pengungsi asal Irak di Swedia dan membuat marah umat Islam sedunia lantaran dengan berkali-kali membakar Alquran dengan tertawa dan angkuh pada tahun 2023.

Investigasi France24 mengidentifikasi Momika sebagai pengungsi asal dari negara bagian Ninawa, Irak utara, dan dari denominasi Kristen.

Selain itu, Momika tiba di Swedia pada 2018 dan otoritas Swedia mengonfirmasi bahwa dia diberikan izin tinggal selama tiga tahun pada 2021.

Kemudian France24 memverifikasi sejumlah video, yang memperlihatkan Momika dalam pakaian militer, bergaul dengan anggota milisi lain.

Laporan itu menyimpulkan dia adalah orang yang sama yang mendirikan partai politik di Irak—Syria Democratic Union Party (Partai Persatuan Demokrat Suriah) pada tahun 2014, serta milisi terkait.

Milisi Momika sendiri, seperti banyak lainnya pada saat itu, pada awalnya dibentuk untuk melawan kelompok ekstremis ISIS, tampaknya kemudian dikaitkan dengan berbagai kelompok lain di Irak.

Sementara pihak kepolisian setempat melaporkan dalam sebuah pernyataan, mereka telah diberitahu tentang penembakan di Kota Sodertalje, tempat tinggal Momika, Rabu 29 Januari 2025 waktu setempat.

Insiden penembakan itu terjadi di dalam ruangan, dan ketika polisi tiba, mereka menemukan seorang pria yang terkena tembakan dan pria itu dibawa ke rumah sakit.

Selanjutnya pada Kamis 30 Januari 2025, polisi mengatakan pria itu telah meninggal dan penyelidikan pembunuhan telah dibuka.

Beberapa media mengidentifikasi pria itu adalah Salwan Momika, dan melaporkan bahwa penembakan itu mungkin telah disiarkan langsung di media sosial.

Sebelumnya pada bulan Agustus lalu, Momika, bersama dengan pengunjuk rasa lainnya, Salwan Najem didakwa dengan “agitasi terhadap kelompok etnis” pada empat kesempatan di musim panas tahun 2023.

Menurut berkas dakwaan, keduanya menodai Alquran termasuk membakarnya, sambil membuat pernyataan yang merendahkan tentang Muslim pada satu kesempatan di luar masjid di Stockholm.

Close