LINGGA – Warga Desa Mensanak, Kecamatan Katang Bidare, Kabupaten Lingga mengeluhkan tidak singgahnya kapal superjet ke desa mereka sejak 7 April 2025 lalu. Akibatnya, aktivitas transportasi masyarakat terganggu, dan warga terpaksa menempuh jalur alternatif yang lebih jauh dan mahal.
Kapal superjet tersebut sejatinya mengambil trayek ke Desa Mensanak. Namun, hingga kini, kapal itu tak lagi masuk ke rute tersebut dengan alasan jumlah penumpang yang dianggap sedikit.
“Padahal penumpang dari Mensanak justru paling ramai,” kata Salah seorang warga Desa Mensaanak Hery, saat di konfirmasi, Minggu 13 April 2025.
Kini warga yang hendak bepergian harus terlebih dahulu menyeberang ke Desa Benan. Bagi yang tidak memiliki bot atau pompong pribadi, mereka harus menyewa (catar) transportasi air dengan biaya yang cukup tinggi.
“Sekitar Rp250 ribu untuk bot biasa dan Rp300 ribu jika menggunakan speed boat,” ujar Hery menjelaskan.
Permasalahan trayek ini bermula dari kapal Oceana 9 yang sebelumnya melayani rute tersebut namun kemudian tidak lagi mengambil jalur Mensanak.
“Sebagai gantinya, kapal Superjet semestinya mengambil alih trayek tersebut, namun ternyata tidak terealisasi,” terang Hery lagi.
Situasi semakin diperparah dengan tidak beroperasinya kapal Arena II yang semula melayani rute Mensanak-Pancur. Kapal tersebut mengalami kerusakan akibat kandas di atas karang dan hingga kini belum kembali beroperasi.
Warga berharap pihak terkait, baik dari perusahaan kapal maupun pemerintah daerah, segera turun tangan menyelesaikan masalah ini.
“Transportasi laut merupakan urat nadi bagi masyarakat pulau, dan gangguan semacam ini berdampak besar terhadap aktivitas ekonomi dan sosial mereka,” katany, mengakhiri.