Kisah Inspiratif, 7 Dokter Hebat dalam Kedokteran Indonesia

Ilsutrasi - Hari Dokter Nasional momen yang juga ditandai sebagai ulang tahun Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Ilsutrasi - Hari Dokter Nasional momen yang juga ditandai sebagai ulang tahun Ikatan Dokter Indonesia (IDI). (Foto: freepik)

Hai Sahabat Ulasan, diketahui setiap tahun pada tanggal 24 Oktober, diperingati Hari Dokter Nasional, sebuah momen yang juga ditandai sebagai ulang tahun Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Menurut informasi yang dilansir dari situs web resmi Kementerian Kesehatan Indonesia (promkes.kemkes.go.id). IDI pertama kali didirikan pada tahun 1911 dan secara resmi diakui pada tahun 1950.

Organisasi ini awalnya dikenal dengan nama Vereniging van Indische Artsen. Kemudian berubah menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI) pada tahun 1926.

Pada Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) yang diadakan di Deca Park pada tanggal 22-25 September 1950, Sarwono Prawirohardjo terpilih sebagai Ketua IDI pertama.

Namun, peran dokter-dokter di Indonesia tidak terbatas pada pemeliharaan kesehatan masyarakat dan penanganan penyakit. Mereka juga turut serta dalam perjuangan kemerdekaan dan perkembangan nasional.

Seperti, Dokter Sutomo dan Tjipto Mangoenkoesoemo, selain berkontribusi dalam upaya penanggulangan malaria dan perawatan kesehatan masyarakat. Ia juga aktif dalam memajukan gerakan nasional modern. Keduanya, bersama dengan Wahidin Soedirohoesodo, memainkan peran kunci dalam pendirian Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.

Sebuah laporan khusus yang dimuat dalam majalah Tempo edisi 15 Agustus 2020, yang dikutip dari tempo.co, menyoroti peran berbagai dokter legendaris yang telah memberikan kontribusi besar dalam sejarah kedokteran di Indonesia.

Berikut 7 ulasan dokter legendaris:

  1. Slamet Imam Santoso: Pencetus pendidikan psikologi pertama di Indonesia.
  2. Boentaran Martoatmodjo: Menteri Kesehatan pertama yang selama pengabdiannya berhasil mendirikan Palang Merah Indonesia dan berkontribusi dalam penegakan kemerdekaan.
  3. Johannes Leimena: Perancang sistem kesehatan yang menjadi cikal-bakal pusat kesehatan masyarakat saat ini.
  4. Jonas Andreas Latumeten: Ahli kejiwaan yang mengorganisasi perlawanan terhadap psikiater dan pakar neurologi yang menyatakan warga Hindia Belanda memiliki gangguan psikologi.
  5. Julie Sulianti Saroso: Seorang ahli penyakit menular perempuan yang sempat mengusulkan pendidikan seks dan pembatasan kelahiran. Meskipun demikian, idenya ditentang oleh Presiden Soekarno.
  6. Dokter Kariadi: Berperan dalam penanggulangan wabah malaria di Papua. ia juga berperan dalam pertempuran melawan Jepang dalam pertempuran lima hari di Semarang.
  7. Dokter Moewardi: Ia mengutamakan pelayanan terhadap kelompok miskin. ia juga berperan dalam pertempuran melawan Belanda.

Ikuti Artikel Lainnya di Google News